Dipidananya dua pengacara saat mendampingi kliennya berkasus di pengadilan ini, belakangan menjadi polemik. Pasalnya, berdasarkan UU No.18 Tahun 2003 tentang Advokat, posisi pengacara dilindungi undang-undang. 

Kalau terdakwa dianggap memang menggunakan surat palsu seharusnya hakim mampu menghadirkan surat yang asli sebagai pembanding.

Kasus dua pengacara Timotius Tumbur Simbolon dan Jemmy Mokolensang yang didakwa membuat dokumen palsu dalam kasus sengketa tanah antara klien mereka dan PT Bank Central Asia (BCA) mendekati akhir. Timotius dan Jemmy berkeras menyatakan tak bersalah dalam kasus ini.

Jakub Sugiarto, klien advokat Timotius Simbolon dan Jemmy Mokolen melakukan penyerobotan lahan milik BCA itu dengan dalih tanah itu milik Lim Kit Nio (95 thn) berdasarkan Eigendom Verponding 6393 Nomor. 5 atas nama Lim Kit Nio. Padahal Eigendom Verponding 6393 Nomor 5 atas nama Lim Kit Nio itu tidak terdaftar di Kantor Wilayah BPN DKI Jakarta.

Dalam kasus keberatan pajak BCA ini, Hadi Purnomo diduga telah menerbitkan surat keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang keberatan wajib pajak atas surat ketetapan pajak nihil (SKPN) BCA ketika dirinya menjabat Dirjen Pajak periode 2002-2004.

Hadi selaku Dirjen Pajak 2002 sampai 2004 mengabulkan permohonan keberatan pajak BCA melalui nota dinas bernomor ND-192/PJ/2004/ pada 17 Juni 2004.

Hadi menggugat penetapan statusnya selaku tersangka kasus korupsi pajak BCA lantaran menilai penetapan tersebut tak memiliki dasar hukum. Hadi juga merasa kasusnya digantung oleh KPK.

Pemanggilan ini seakan menjawab keraguan bahwa lembaga antirasuah ini melindungi pihak BCA.

KPK secara resmi menetapkan Hadi Poernomo sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait pembayaran pajak PT Bank Centra Asia (BCA) tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-67 pada tanggal 21 April 2014 silam.