Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mengatakan proses pencarian dan evakuasi korban pesawat Air Asia QZ 8501 tetap berjalan. Walaupun telah melewati batas waktu yang ditentukan, karena sudah memasuki hari ke-30.
Pejabat Maskapai Air Asia menolak tudingan yang beredar bahwa pihaknya tidak mengambil data laporan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengakibatkan kecelakaan pesawat.
Badan SAR Nasional (Basarnas) akan menghentikan proses pencarian korban AirAsia QZ8501. Sebab semakin lama, kemungkinan ditemukannya keseluruhan korban semakin minim.
Terbukanya pasar bebas ASEAN seharusnya membuat pemerintah berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Salah-salah kebijakan pembatasan LCC malah akan merugikan negara sendiri.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui PT Angkasa Pura I (Persero) dan Perum Navigasi (Air Nav) tidak pernah memeriksa surat izin rute penerbangan maskapai. Hal itu diperoleh berdasarkan pengakuan PT Angkasa Pura I (Persero) dan Air Nav.
Kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Karimata, Kalimantan Tengah berbuntut panjang. Di tengah proses evakuasi korban, Kepolisian dan Kejaksaan menyakatan akan menelusuri dugaan terjadinya tindak pidana, khususnya terkait izin terbang AirAsia di luar jadwal.
Menurut Hikmahanto, dalam konteks regulasi penerbangan, ganti rugi wajib langsung diberikan oleh perusahaan penerbangan tanpa perlu dibuktikan kesalahan teknis atau oknum terkait dibalik suatu insiden penerbangan.
OJK mengatakan, Meski telah terjadi permasalahan terkait tidak adanya izin rute penerbangan pada hari Minggu, hal itu tidak berdampak pada urusan perasuransian.
