JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kebijakan baru berupa pembatasan penerbangan murah atau low cost carrier (LCC) akan berdampak buruk bagi bisnis penerbangan Indonesia. Selama ini bisnis LCC selalu memberikan keuntungan sehingga banyak dilirik termasuk oleh pemodal asing.

"Seiring dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sektor bisnis ini bisa diambil alih negara lain," ujar pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo dalam diskusi bertema "Wajah Penerbangan Kita" di Warung daun, Cikini, Sabtu (10/1).

Terbukanya pasar bebas ASEAN seharusnya membuat pemerintah berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Salah-salah kebijakan pembatasan LCC malah akan merugikan negara sendiri. "Jangan sampai, pangsa pasar kita diambil negara tetangga," tegasnya.

Menanggapi kebijakan Menteri Perhubungan Ignasius Johan atas tragedi penerbangan AirAsia QZ8501 yang membatasi LCC, Agus menyarankan Ignatius fokus pada pembenahan internal di Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dimana sebagai regulator, Kemenhub amat bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dalam bisnis penerbangan.

"Sebagai regulator, tugasnya pengawasan di maskapai, di keamanan. Bisnis urusan maskapai," katanya.

Walaupun sejumlah penelitian memperlihatkan tidak adanya relevansi antara tarif bawah dengan keselamatan pesawat. Kemenhub tetap akan membatasi LCC dengan dalih keamanan. Mereka mengklaim tarif bawah memiliki efek pada masalah keamanan.

"Publik lebih berharap ada regulasi yang jelas dan pembenahan di internal kemenhub. Tidak perlu teriak-teriak di media," kritiknya.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana juga menyesalkan hal yang sama. Pembekuan rute AirAsia Surabaya-Singapura karena alasan tak berizin dianggap tak tepat. "Seharusnya mereka fokus membenahi regulasi bukan menghukum maskapai," katanya dalam kesempatan yang sama.

BACA JUGA: