JAKARTA, GRESNEWS.COM - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah menjadi satu tokoh yang cepat mendapatkan popularitas dalam dunia politik di Indonesia. Risma, panggilan Walikota Surabaya tersebut menjadi figur trending topik politik bersaing dengan nama Joko Widodo, serta para kandidat capres Indonesia seperti Prabowo, Aburizal Bakrie, serta Wiranto dalam minggu ini.

Semua itu akibat heboh isu pengunduran dirinya dari posisi walikota Surabaya. Konfliknya dengan wakil walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana yang merupakan rekannya satu partai yakni PDIP membuat Risma dibanjiri simpati. Risma merasa tak nyaman bekerja dengan orang yang pernah melakukan upaya pendongkelan dirinya. Whisnu sebelumnya adalah Ketua DPRD Surabaya yang pernah berupaya melengserkan Risma pada tahun lalu.   

Nama Risma yang mencuat ibarat berkah politik bagi PDIP yang dimainkan dengan apik untuk mendulang suara pada pemilihan umum (Pemilu) 2014 yang tak lebih tinggal 40 hari itu. Ketua Umum PDIP Megawati pun sampai turun tangan berupaya menyelesaikan konflik.

Setelah sempat memanggil Risma dan Whisnu pekan lalu ke kediamannya. Megawati juga kembali menyambangi Risma ke Surabaya untuk menegaskan pada publik masalah Risma telah selesai. Selain memanfaat isu ini, Megawati rupanya cemas akan tawaran partai politik lain yang siap menampung Risma bila mengangkat koper dari PDIP.  

Risma memang potensial. Tingkat elektabilitas lulusan ITSN yang berhasil membawa kotanya memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Awards 2013, terus naik dalam sejumlah hasil survei.

Saat kabar mundur mencuat, PDIP mengirimkan Sekjen DPP Tjahjo Kumolo terbang ke Kota Pahlawan. Tjahjo usai pertemuan tanggal 18 Februari, memastikan Risma dalam keadaan baik. Kerenggangan akibat pelantikan Whisnu pun dianggap selesai.

Tapi isu Risma terus berkembang. Sejumlah elemen masyarakat yang pro Risma melakukan unjuk rasa meminta agar pimpinannya tak undur diri. Kasusnya pun sampai ke Senayan. Untuk meredam tensi tegang, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri didampingi kadernya yang juga Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terbang ke Surabaya kemarin (1/3).

Sampai di bandara, Mega, Jokowi, Risma juga Whisnu langsung menggelar jumpa pers sebelum menjalani kegiatan di Universitas Surabaya. Dia menegaskan agar Risma mengurungkan niatnya untuk mundur.

"Kalau memimpinnya diterima warga ya teruskan saja, pantang mundur, tetap tegar," kata Megawati di Ruang VIP Bandara Internasional Juanda, Sabtu (1/3).

Mega duduk diapit oleh Jokowi dan Risma. Sementara di sisi kanan Risma, ada wakil wali kota Surabaya Whisnu. Dalam kesempatan itu, Mega juga memberikan dukungan agar Risma tidak goyah meski mengalami tekanan ataupun goyangan di tengah Tahun Politik 2014 ini.

Putri Bung Karno itu tidak sependapat bila Risma berhenti di tengah jalan ketika masyarakat Surabaya sebenarnya sangat membutuhkan sentuhannya. "Yang kasihan bukan siapa siapa, tapi rakyat surabaya," tambah Megawati.

Megawati tak hanya memberi nasihat pada wali kota Tri Rismaharini. Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu juga diberi wejangan. "Whisnu seperti anak saya dari kecil, dia ini putra Almarhum Soejipto, sekjen DPP. Kamu harus tegar njalankan tugasmu dan mendampingi Mbak Risma menjalankan tugas. Kita jangan terpancing isu-isu," pesan Megawati.

Mega duduk diapit oleh Jokowi dan Risma. Whisnu duduk di sisi kanan Risma. Mendengar nasihat Mega, Whisnu yang berbaju kemeja gelap menganggukan kepala.

Akan selesaikah konflik PDIP di Surabaya? nampaknya belum. Muncul kesan pertemuan antara Megawati dengan Risma dan Whisnu dipaksakan. Terlebih bila menilik bahasa tubuh dari Risma yang merasa tidak nyaman dengan keputusan Megawati yang memintanya berdamai dengan Whisnu. Bukannya  PDIP mencarikan calon wakil walikota lain buat Risma. Risma malah dipaksa berdampingan dengan Whisnu.

Terlebih ungkapan Megawati saat memberi kuliah umum kebangsaan bertajuk "Memperkokoh Kebhinekaan Indonesia" di ruang Perpustakaan Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, memberi sinyal ada ketidaksukaan Megawati pada Risma. Karena popularitas Risma sajalah yang membuat Megawati memendam ketidaksukaannya itu.

Misalnya pernyataan bahwa Risma adalah seorang itu yang cerewet. "Wali Kota Surabaya juga seorang ibu, cerewet lagi. Ibu Risma ini cerewetnya melebihi saya," kata Megawati yang langsung disambut tepuk tangan peserta kuliah umum.

Cerewet, yang diungkapkan Megawati memang ditujukan pada Risma yang mengobral keluh kesah ke luar internal PDIP. Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani pun sempat menyentil Risma. Puteri Megawati itu meminta Risma fokus saja dalam bekerja, tidak terlalu banyak mengumbar keluh kesahnya ke berbagai pihak.

Berhasilkah strategi yang dilakukan Megawati? Kita tunggu saja respons Risma selanjutnya, tetap mundur atau mematuhi Megawati yang telah memaksanya kembali menggandeng Whisnu. (dtc)

BACA JUGA: