JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pemerintah tengah mati-matian melakukan pengetatan anggaran untuk mengatasi semakin melebarnya defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, mengingat ancaman tak tercapainya target penerimaan negara dari sektor pajak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan realisasi perpajakan tahun ini akan minus Rp219 triliun dari target Rp1.784,2 triliun. Hingga ia menilai perlu ada penyunatan dana belanja sebesar Rp133,8 triliun. Terdiri dari Rp65 triliun jatah kementerian dan lembaga dan Rp70,1 triliun dari alokasi transfer ke daerah. Termasuk pemotongan terhadap tunjangan profesi guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD).

Rupanya Kementerian Keuangan menemukan adanya transfer berlebih untuk program tersebut. Namun sejumlah pihak berharap pemotongan tunjangan terhadap pahlawan tanpa tanda jasa itu tidak dilakukan, sebab masih banyak profesi lain yang lebih berhak untuk dipotong anggarannya.

Sri Mulyani memutuskan memotong aggaran tunjangan guru sebesar Rp23,3 triliun dari total dana anggaran tunjangan profesi guru pada APBN-P 2016 yang sebesar Rp69,7 triliun. Tetapi Rp23,3 triliun merupakan dana yang overbudget atau berlebih. Sebab, dana anggaran guru yang tersertifikasi ternyata tidak sebanyak itu. Pemotongan anggaran tunjangan profesi guru masuk dalam program penghematan transfer daerah sebesar Rp70,1 triliun.

Namun Ketua DPR RI Ade Komarudin menilai langkah pemotongan anggaran tunjangan profesi guru adalah sebuah tindakan yang tidak tahu terima kasih terhadap jasa para guru yang telah mendidik rakyat Indonesia. Oleh karena itu ia meminta Sri Mulyani membatalkan pemotongan anggaran profesi guru itu. "Gaji pejabat saja yang dipotong, jangan tunjangan guru," pinta Akom di gedung DPR, jumat (26/8).

Pemotongan anggaran tunjangan profesi guru PNSD dilakukan Sri Mulyani karena ada penurunan jumlah guru bersertifikat yang berhak memperoleh tunjangan.  Dari semula sebanyak 1,3 juta orang, menjadi hanya 1,2 juta orang. Penurunan ini terjadi lantaran banyaknya guru yang pensiun, sehingga Rp2,3 triliun menjadi dana yang tidak terpakai.

Untuk itu Akom menyatakan ingin bertemu dengan Badan Anggaran dan sang Menteri Keuangan untuk bisa bicara langsung, untuk meminta agar pemotongan anggaran tunjangan profesi terhadap guru bisa dibatalkan. "Saya harap kebijakan ini bisa ditarik kembali," ujar Akom.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani berencana menunda pengucuran dana transfer ke daerah pada APBNP 2016. Penundaan sebesar Rp72,9 triliun ini sebanyak Rp23,3 triliunnya merupakan dana tunjangan profesi guru seluruh Indonesia yang merupakan dana transfer khusus (DTK).

PROTES SEJUMLAH PIHAK - Langkah Sri Mulyani memangkas dana tunjangan profesi guru ini memperoleh protes sejumlah pihak. Mereka melihat pemangkasan itu akan menyulitkan sejumlah guru karena akan memangkas pemberian tunjangan profesi mereka.

Menteri Sri pun meminta langkah penyesuaian DAK non-fisik, terutama untuk tunjangan profesi guru ini untuk tak dibesar-besarkan. "Jangan seolah-olah kami dikira tidak punya komitmen ke pendidikan," kata Sri di DPR RI, Kamis (25/8).

Ia menuturkan, penundaan pengucuran tunjangan profesi guru dilakukan setelah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan penelusuran anggaran atas dana transfer ke daerah tahun anggaran 2016.

Pemerintah memang sedang melakukan penghematan besar-besaran untuk mencegah melebarnya defisit anggaran APBN-P 2016. Diketahui tunjangan profesi guru mengalami overbudget tunjangan.

Pada APBN-P 2016, total dana anggaran tunjangan profesi guru diketahui sebanyak Rp69,7 triliun. Namun ternyata anggaran tersebut berlebih sebanyak Rp23,3 triliun karena dana anggaran guru yang tersertifikasi kurang dari itu

"Jadi gurunya memang tidak ada atau gurunya ada, tetapi belum bersertifikat," katanya.

Jika begitu maka para guru dengan keadaan tersebut tidak dapat diberikan tunjangan profesi. Karena syarat tunjangan profesi adalah bagi mereka yang memiliki sertifikat.

Ia menyatakan, overbudget tersebut bisa menjadi pembelajaran dalam perencanaan anggaran ke depan. "Ini agar kita tidak overbudget yang membuat beban luar biasa besar," katanya.

BACA JUGA: