-
Ada Insiden Anak Bunuh Diri, Pertanda Perlu Evaluasi Menyeluruh Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Sabtu, 31/10/2020 19:54 WIBRUU Cipta Kerja Jadikan Pendidikan Nasional Berorientasi Pasar Bebas dan Liberalisasi
Kamis, 10/09/2020 20:11 WIBPolemik PPDB Korbankan Siswa dan Orang Tua
Jum'at, 03/07/2020 23:54 WIBFSGI Dorong Pemerintah Membuat Grand Design Guru
Rabu, 25/12/2019 13:57 WIBCatatan Kritis FSGI untuk Menteri Nadiem Makarim
Rabu, 11/12/2019 10:50 WIBPemerintah Rancang Pembentukan Dana Abadi Pendidikan
Kamis, 28/12/2017 19:46 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Pemerintah tengah merancang pembentukan Dana Abadi Pendidikan. Dana Abadi Pendidikan ini menjadi pengembangan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) yang telah ada sebelumnya.
Masalah Dana Abadi Pendidikan menjadi pembahasan dalam Rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/12) sore. Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dana abadi pendidikan saat ini jumlahnya sangat besar telah mencapai lebih dari Rp31 triliun dan akan terus meningkat.
Untuk itu presiden meminta dana yang besar itu bisa dikelola agar bisa menjadi jembatan memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia hari ini dan di masa-masa ke depan. Oleh karena dana tersebut harus dikelola secara tepat, lebih produktif, lebih terukur, dan jelas manfaatnya bagi peningkatan kualitas SDM bangsa.
"Dimulai dari proses rekrutmen para penerima beasiswa yang harus mencerminkan masyarakat Indonesia yang majemuk, yang menjaring putra putra terbaik dari seluruh pelosok tanah air," tegas Presiden saat menyampaikan pengantar Rapat Terbatas tentang Tindak Lanjut dari Program Dana Abadi Pendidikan, di Istana Bogor, Rabu (27/12) sore.
Selain itu presiden menekankan dari segi bidang studi yang akan ditekuni dan dipelajari, harus mencerminkan kebutuhan Indonesia hari ini dan hari-hari yang akan datang. "Jangan asal mengirim ke luar negeri," pintanya.
Ia menekankan pentingnya ada pemetaan di bidang-bidang strategis yang sekarang ini tertinggal, dan harus mampu dikejar ketertinggalan pada bidang-bidang strategis untuk dikembangkan di masa yang akan datang.
Presiden, juga memberi arahan agar lokasi pendidikan tidak monoton, atau mengelompok di satu negara tujuan. "Kita lihat keunggulan dari negara-negara tersebut untuk dipelajari anak-anak muda kita," ujarnya, seperti dikutip setkab.go.id.
Presiden meminta dana abadi pendidikan bisa juga dipergunakan untuk membiayai penelitian yang mendorong daya saing bangsa yang berkaitan dengan pangan, energi dan mengantisipasi disrupsi teknologi, pengembangan digital ekonomi dan riset-riset produktif lainnya. "Asal hasil riset jangan menumpuk di perpustakaan," katanya.
Selain menyasar pelajar dan pemuda Presiden juga meminta agar dana abadi pendidikan juga bisa menyentuh sektor ketenagakerjaan. Untuk bisa diberikan kepada para pekerja yang saat ini mayoritas lulusan SD dan lulusan SMP, untuk meningkatkan keterampilan. Sehingga Dana Abadi Pendidikan tidak hanya divokuskan untuk bea siswa pendirikan tetapi juga pelatihan vokasi.
Untuk itu Presiden meminta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati untuk menyiapkan presentasikan rancangan yang lebih jelas dan lebih matang untuk disampaikan kepadanya. Ddiantaranya terkait fokus arahan, bidang studi yang akan dikirim, kriteria penerima, tujuan universitas dan lain-lain.
“Bapak Presiden meminta diberikan lagi dua minggu lagi, termasuk berapa anggarannya yang nanti akan diakumulasi dalam dana abadi, bagaimana pengelolaannya, kemudian bagaimana untuk tata kelolanya, struktur organisasinya, dan kemudian policy-policy mengenai pengiriman untuk beasiswa maupun yang untuk bidang riset," kata Sri Mulyani usai mengikuti Ratas tersebut.
Menkeu mengakui saat ini sudah ada pemikiran berapa jumlah yang akan dikelola sebagai dana abadi dengan suatu policy khusus, hanya penganggarannya perlu dibuat lebih jelas lagi.
Menurutnya Presiden meminta agar masalah vokasi menjadi fokus yang perlu diperhatikan, dari sisi bidang studi yang sangat fokus juga harus menjadi perhatian.
"Seperti menunjang pertanian, ketahanan pangan, kemudian pariwisata dan bidang-bidang teknologi yang memang dibutuhkan Indonesia sekarang dan ke depan,” tambah Menkeu.
Terkait komposisi universitas yang selama ini didominasi oleh Eropa, seperti Inggris dan Belanda, Australia, Jepang dan Amerika, pemerintah akan melakukan diversifikasi termasuk ke negara-negara yang selama ini belum secara tradisional menjadi tempat belajar.
Sementara itu Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristek dan Dikti) Muhammad Nasir menyampaikan sesuai arahan presiden penerima beasiswa ke depan harus mencerminkan kemajemukan Indonesia.
"Kemajemukan itu adalah karena Indonesia itu sangat heterogen. Indonesia dari barat sampai timur. Maka kalau kita hanya berdasarkan pada kualitas saja kita akan problem pada anak-anak Indonesia yang secara umum mungkin yang tidak masuk dalam hal ini," jelas Menristek dan Dikti.
Ke depan, diakui Muhammad Nasir, perlu dilakukan afirmasi agar lebih menyebar dan diharapkan juga bisa mengakomodasi penerima beasiswa dari daerah-daerah timur. (rm)Toko Buku versus Cafe
Selasa, 21/11/2017 12:00 WIBSekian waktu tak ke toko buku yang bosnya seorang ibu-ibu ini, ternyata sudah banyak yang berubah. Sebagian bangunan telah ´disulap´ menjadi cafe yaitu pada bagian yang menjual alat tulis kantor. Cafe menjadi pilihan supaya toko tidak rugi karena sepinya para konsumen buku.
Jokowi: Metode Pendidikan Nasional Monoton
Minggu, 29/10/2017 07:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Joko Widodo mengatakan, metode pendidikan nasional sudah terlalu lama monoton dan terjebak pada rutinitas. Jika ini tidak dirombak secara total, kata Jokowi, Indonesia bakal membutuhkan waktu 128 tahun untuk bisa menyamai negara-negara maju. "Itu pun di Jakarta," kata Jokowi menyitir kajian seorang profesor di Harvard University, dalam acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda, di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/10), seperti dikutip setkab.go.id.
Problem besar pendidikan nasional, kata Jokowi, adalah geografi Indonesia yang berpulau-pulau, 17.000 Pulau. Presiden mengemukakan, tidak mudah menjangkau dari pusat ke daerah, terutama yang berkaitan dengan pendidikan.
Untui itu, Presiden sependapat, bahwa salah satu hal yang paling cepat sebetulnya yang dipakai adalah memperbaiki aplikasi, dengan aplikasi sistem. "Saya kira perubahan akan nampak kalau kita berani menggunakan aplikasi-aplikasi sistem yang memang memudahkan anak-anak untuk belajar, dan saya paling senang kalau anak-anak kita ini tidak belajar di ruangan saja," tutur Jokowi.
Presiden memberi contoh, misalkan anak-anak SD (Sekolah Dasar), bisa diajak ke kantor bank agar mengerti mengenai sistem keuangan. "Kenapa tidak diajak ke misalnya pabrik garmen untuk melihat sebetulnya yang namanya pabrik itu apa. Bisa saja diajak ke museum untuk mengenalkan sejarah secara riil, mengenalkan artefak-artefak lama yang konkret," terang Jokowi.
"Kita sudah terlalu lama selalu belajar di ruangan. Kalau saya senangnya ya 60:40, 40 di ruangan, 60-nya di luar ruangan," tambahnya.
Jokowi menegaskan, anak-anak harus dihadapkan pada problem-problem, dihadapkan pada tantangan-tantangan, dihadapkan pada masalah masalah. "Jangan hanya rutinitas seperti yang telah kita kerjakan bertahun-tahun. Kalau kita berani berubah seperti itu, tantangan-tantangan ini akan secara cepat bisa kita hadapi," ucapnya.
Menurutnya, anak harus langsung dihadapkan pada tantangan, dihadapkan pada masalah, dihadapkan pada problem-problem yang riil, yang ada sesuai dengan level masing-masing. "SD dengan SMP yang berbeda dong, SMP dengan SMA yang berbeda, SMA dengan Universitas juga berbeda-beda," tegasnya.
"Saya kira kalau ini bisa kita kerjakan, apalagi dengan aplikasi sistem yang bisa menjangkau sampai daerah-daerah terpencil, sampai pulau-pulau terluar kita, itu akan lebih cepat perubahan itu," ujar Jokowi. (mag)Aktif Belajar Akuntansi Lewat TTS
Minggu, 15/10/2017 10:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Peneliti bidang Pendidikan Akuntansi dari Wiratama Institute Agatha Saputri mengatakan, pola belajar akan meningkat dan semakin aktif lewat penggunaan metode Active Knowledge Sharing (AKS) berbantu tekateki silang (TTS). Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada semua indikator pembelajaran.
"Penerapan Metode AKS berbantu tekateki silang, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XII Matematika dan Ilmu Alam 1 SMA Negeri 1 Wonosari Tahun Ajaran 2015/2016," ujar Agatha dalam keterangan tertulis yang diterima gresnews.com, Minggu (15/10).
Ia menjelaskan, berdasarkan data penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada semua indikator Aktivitas Belajar Siswa dari siklus I sebesar 67,08% meningkat menjadi 83,92% pada siklus II. Kemudian meningkat kembali menjadi 86% pada siklus III. "Berdasarkan data catatan harian menunjukkan perubahan positif sikap siswa terhadap Penerapan Metode Active Knowledge Sharing," katanya lagi.
Agatha melanjutkan, penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas Belajar pada Kompetensi Akuntansi Perusahaan Jasa Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Wonosari Tahun Ajaran 2015/2016 melalui Penerapan Metode Active Knowledge Sharing Berbantu Media Teka Teki Silang. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif selama tiga siklus. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif dengan persentase, tambah dia.
Menurut dia, Akuntansi merupakan mata pelajaran yang berisi tentang angka-angka sehingga untuk memahaminya dibutuhkan konsentrasi yang tinggi. Materi dalam mata pelajaran akuntansi saling berkaitan satu sama lain. Jika siswa tertinggal satu pokok bahasan dalam mata pelajaran akuntansi maka siswa tersebut akan tertinggal dan kesulitan memahami pokok bahasan yang selanjutnya.
"Sehingga siswa dituntut berkonsentrasi dalam mata pelajaran ini. Namun pada kenyataannya rata-rata siswa merasa kesulitan dalam memahami dan mengikuti materi yang diajarkan oleh guru ketika sudah selang beberapa waktu jam pelajaran akuntansi berjalan," terang Agatha yang juga mahasiswi Program Master bidang Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu.
Ia menambahkan, berdasarkan angket mengenai penerapan metode Active Knowledge Sharing berbantu media teka teki silang, menunjukkan bahwa siswa senang dan bersemangat saat mengerjakan permainan teka teki berpartisipasi dalam diskusi.
"Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian tindakan kelas yang lebih mendalam pada kompetensi lain, sehingga dapat memberikan sumbangan wawasan di bidang pendidikan. Peneliti lain sebaiknya mempersiapkan dengan matang dan membuat pengelolaan waktu yang baik. Agar data yang diperoleh lebih baik lagi sebaiknya observer lebih dari dua," pungkas Agatha. (mag)Dunia Pendidikan Krisis Kecerdasan Emosional
Jum'at, 06/10/2017 11:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM – Pemerhati Perilaku Remaja dari Wiratama Institute Rahmawati Habie menilai, saat ini dunia pendidikan di Indonesia mengalami krisis kecerdasan emosional. Hal itu disampaikannya menanggapi maraknya isu dari dunia pendidikan terkait kematian pelajar SMA Budi Luhur Bogor, Hilarius Christian Event Raharjo akibat duel ala gladiator dengan pelajar SMA Mardiyuana.
"Duel maut ala gladiator ini sudah menjadi budaya yang dilakukan sejak empat tahun lalu dan terjadi menjelang turnamen basket di Bogor," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima gresnews.comnya, Jumat (6/10).
Sejauh ini, katanya, polisi telah berhasil menangkap keempat tersangka di lokasi berbeda. Diantara ke empat tersangka, masih ada yang berstatus pelajar. Ia mengatakan, masalah yang terjadi di SMA Budi Luhur itu sangat berhubungan dengan kecerdasan emosional pelajar.
Kecerdasan emosional itu sendiri, terdiri dari beberapa aspek, diantaranya kemampuan untuk mengontrol emosi dengan baik, yang ditunjukkan dengan sikap empati dan saling membantu satu sama lain. "Hal ini dapat membantu dan meningkatkan proses pembelajaran. Akibatnya prestasi belajar menjadi maksimal," terang Rahma.
Mengutip pendapat ahli, Rahma menyebutkan beberapa manfaat kecerdasan emosi bagi pengembangan diri pelajar. Yaitu, dapat berkembang dan berprestasi, menjadi pribadi yang menyenangkan, dapat memperbaiki perilaku, dapat mengendalikan diri, dapat meminimalisasi pemikiran, menjadi rileks, dan sukses dalam kehidupan.
"Siswa yang memiliki kecerdasan emosi stabil, mampu mengendalikan amarah dan dapat memecahkan masalah antar pribadi. Sehingga secara signifikan dapat memengaruhi prestasi belajar pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah," papar dia.
Lebih lanjut, tambah dia, siswa pemilik kecerdasan emosional yang baik akan menjadi manusia yang bertanggung jawab. "Karena itu, guru juga merupakan faktor penting dalam memaksimalkan juga meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan selalu mendorong dan memotivasi siswa untuk belajar, menginsipirasi siswa, memberikan penguatan sehingga akan tercipta rasa tanggung jawab, empati, dan kemampuan dalam mengendalikan amarah," tutup dia.
Menanggapi itu, Pengamat Kebijakan Publik bidang Sosial Masyarakat dari Universitas Indonesia Sri Handiman Supyansuri mengatakan, kini banyak kalangan remaja dan pemuda yang mengalami krisis pengendalian diri. Hal itu terjadi, katanya, akibat minimnya pembelajaran tentang kecerdasan emosional yang diajarkan di sekolah.
Menurut dia, sekolah saat ini cenderung hanya mengajarkan hal-hal yang sangat standar terkait pendidikan, sehingga menyulitkan siswa untuk melihat serta belajar tentang pengendalian diri. Di sisi lain, banyak keluarga yang abai terhadap pendidikan emosional anak-anaknya. Artinya, tidak ada figur yang bisa menjadi teladan anak dalam mengendalikan dirinya.
"Berbekal gadget yang dimiliki, acapkali orangtua merasa telah menjalankan tugas tanggungjawabnya dalam mendidik anak. Padahal, masalah kecerdasan emosional dapat dipelajari dari orangtua sendiri. Bukan dari kecanggihan teknologi. Justru tanpa didikan orangtua secara langsung, maka fasilitas teknologi hanya akan merugikan pertumbuhan kecerdasan emosional anak," papar Handiman.
Ia menyayangkan, para pelaku yang harus mendekam di dalam tahanan selama puluhan tahun akibat perbuatan mereka. Hal itu, tambah Handiman, seolah tindakan yang berupaya memendam teror kepada masyarakat yang lebih luas.
"Bayangkan, jika para pelaku dihukum 15 tahun penjara. Jika saat ini usia mereka sekitar 17-19 tahun, lalu pada usia sekitar 27-19 tahun saat mereka keluar dari penjara, maka potensi mereka untuk mengulangi kesalahan yang sama besar terjadi. Karena itu, pemerintah dan seluruh pihak wajib memikirkan solusi agar kasus seperti ini tidak menjadi lingkaran setan di Indonesia," tandas dia.
Ia mencontohkan, perilaku teror yang terjadi di Las Vegas, Minggu (1 Oktober 2017) lalu, menegaskan Stephen Craig Paddock (65), pelaku penyerangan brutal itu, memiliki ayah seorang perampok bank terkenal. Saat usia 7 tahun, Paddock kecil diajak berenang oleh tetangganya ketika agen FBI menggeledah rumah keluarga tersebut dan menangkap ayahnya.
"Artinya, peran orangtua dalam membentuk pengendalian emosional anak, menjadi sangat penting. Kalau abai, maka sesungguhnya orangtua sedang memelihara dan memendam teror di masa depan," tambah dia lagi.
Sebelumnya diberitakan, Hilarius Christian Event Raharjo tewas setelah terlibat dalam aksi duel ala gladiator. Peristiwa itu sendiri terjadi pada akhir Januari 2016, dan saat itu pihak keluarga tidak menyetujui dilakukan otopsi terhadap jenazah Hilarius.
Namun pada pertengahan September 2017 lalu, pihak keluarga menceritakan semua kisah mengenai kematian Hila sekaligus memohon bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Facebook untuk mengusut dan menyelesaikan kasus tersebut. Pihak kepolisian telah berupaya mengungkap kasus tersebut, melalui penangkapan terhadap para pelaku dan telah melakukan otopsi terhadap korban Hila. (mag)
Ikatan Alumni Unpad: "Usaha Bareng, Siapa Takut?"
Minggu, 16/07/2017 09:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - "Usaha Bareng, Siapa Takut?" Begitulah ´tantangan´ yang dilontarkan Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unpad Hikmat Kurnia kepada ribuan alumni Unpad yang kini banyak bertebaran mengabdi di berbagai bidang pekerjaan. Di era kepemimpinanya, Hikmat memang memiliki visi untuk menyatukan para alumni, menghasilkan suatu gebrakan baru yang signifikan bagi bangsa.
"Banyak alumni Unpad yang sudah menduduki jabatan strategis di BUMN & BUMD, Pemerintah Daerah & Pusat, menjadi eksekutif dan profesional di perusahaan swasta nasional dan beberapa sudah menjadi pengusaha kelas nasional," kata Hikmat di acara peluncuran Padjajaran Entrepreneur Club (PADEC), di Gedung Alumni Unpad, Jl. Singaperbangsa No.1, Coblong Bandung, Jumat (15/7).
Hikmat menegaskan, salah satu hal yang menjadi fokus dari program kerja IKA Unpad saat ini adalah visi menciptakan 1 dari 20 alumni Unpad menjadi pengusaha. Pada pidato pelantikan Hikmat Kurnia menjadi ketua IKA Unpad, dia memaparkan, IKA Unpad akan membuat entrepreneur movement, inkubasi bisnis berkelanjutan, membuat kurikulum kewirausahaan dan metode pengajarannya. "Basis data website dan linkedin entrepreneur juga akan melengkapi program kerja bidang kewirausahaan ini," paparnya.
Pembentukan PADEC, kata dia, merupakan upaya untuk mewujudkan visi tersebut. Terpilih sebagai Ketua PADEC adalah Yuszak M Yahya. Yuszak pernah menjabat sebagai Presiden OIM Proindonesia, yang berpengalaman dalam membangun ekosistem untuk meng-akselerasi bisnis Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) di 25 kota. Tim PADEC juga digawangi oleh alumni-alumni Unpad berbagai fakultas, yang merupakan praktisi di bidang entrepreneurship seperti Felicia, Fajar Satria, Wusda, Hesti Farida, Kuswoyo, Wahyu Dharmawan, Felani dan masih banyak lagi.
Hikmat sendiri mengaku bahagia melihat antusiasme alumni Unpad atas pembentukan club entrepreneur ini begitu besar. "Tidak disangka baru empat hari informasi tentang Padec di broadcast di group-group Alumni Unpad, sudah ada 175 lebih peserta yang mendaftar," katanya.
Acara launching PADEC itu sendiri dibarengi dengan kegiatan seminar dan diskusi dengan tema: "Usaha Bareng Siapa Takut? Bagaimana langkah-langkah dan strategi mencari partner bisnis yang tepat". Dalam seminar itu, tampil dua alumi Unpad yang sukses sebagai seorang entreprenuer sebagai pembicara. Pertama, Noviyanti Setiyaningsih (Founder & Commercial Director of Alpha Integra). Kedua, Fajar Satria (Dosen dan Praktisi Profesional menangani kontrak-kontrak kerjasama korporasi selama 22 tahun).
Keduanya memotivasi para alumni yang hadir untuk berani tampil menjadi pengusaha di berbagai bidang. Mereka juga berbagi tips-tips membangun usaha dan meraih sukses di berbagai bidang. Event launching ini sendiri menjadi event perdana yang akan diikuti berbagai event lainnya.
"Event ini adalah perdana, harapannya PADEC bisa mengumpulkan data para alumni penggiat entrepreneur dan kemudian akan diajak bersinergi untuk membuat gerakan (movement) di masing-masing fakultas dibuatkan inkubasi bisnis berkelanjutan untuk para juniornya," terang Hikmat.
Sementara itu, Yuszak M Yahya mengatakan, PADEC akan menggandeng para stakeholder yang memiliki peran dalam menumbuhkan ekosistem bagus untuk tumbuhnya entrepreneurship, seperti menggandeng pihak pemerintah, swasta, komunitas, lembaga keuangan, investor, ritel modern, dan kampus. Dengan begitu, dia berharap akan muncul usahawan-usahawan handal dari rahim Unpad.
"Jika selama ini masyarakat mengenal tiga universitas negeri dengan kompetensi masing-masing, misalnya UI banyak melahirkan ekonom handal, ITB banyak melahirkan insinyur kelas dunia, UGM banyak melahirkan politisi dan ahli hukum, maka Unpad seharusnya bisa melahirkan banyak orang kreatif yang menjadi pengusaha," tegas Yuszak. (mag)
Membongkar Borok Korupsi di Kemendikbud
Senin, 27/03/2017 21:00 WIBKejaksaan Tinggi DKI Jakarta mengusut dugaan korupsi penyelenggaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2013 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
PENGABDIAN RATNA UNTUK ANAK ANAK PEMULUNG
Sabtu, 18/02/2017 21:00 WIBRatna yang juga berasal dari anak pemulung namun berhasil menempuh pendidikan hingga bangku kuliah ini menjadikan dirinya sebagai contoh.
Bupati Sabu Raijua Gagal Hindari Jeratan KPK
Rabu, 21/12/2016 15:03 WIBUpaya Marthen untuk lolos kedua kalinya dari jeratan KPK dengan cara mengajukan gugatan praperadilan atas penetapan dirinya sebagai tersangka dalam kasus korupsi dana Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Nusa Tenggara Timur ke Pengadilan Jakarta Selatan, kandas.
Kedua Kali Bupati Sabu Raijua Berhadapan dengan KPK
Minggu, 18/12/2016 13:00 WIBMenurut Rasamala, KPK masih berwenang untuk menetapkan tersangka meskipun perkara tersebut pernah dimenangkan oleh Marthen.