JAKARTA, GRESNEWS.COM – Sejumlah pengamat pesimis Ketua Umum Incumbent Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan merelakan posisi ketua umum partai kepada kader lainnya. Pasalnya SBY yang telah didukung sebagian besar Dewan Pimpinan Daerah, punya alasan harus kembali memimpin Demokrat demi persatuan partai.

Padahal sejumlah pengamat menilai bercokolnya SBY sebagai ketua umum partai hanya akan menciptakan partai tersebut menjadi Partai Funs Club daripada sebagai partai modern. Sehingga nasib regenerasi Partai Demokrat sesungguhnya ada di tangan SBY.

Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya  mengatakan setuju dengan wacana agar SBY tidak kembali  mencalonkan diri sebagai ketua umum Demokrat. Ia menilai apa yang terjadi pada Demokrat dalam suksesi kepemimpinannya merupakan salah satu penyakit yang dialami bangsa ini bahwa partai lebih cenderung menyerupai fans club dibandingkan sebuah organisasi modern.

“Partai ini hanya berupa SBY fans Club semata,” ujar Yunarto pada Gresnews.com, Jumat (2/1).

Menurutnya, yang kini menjadi pertanyaan penting adalah apakah ada kemungkinan SBY tidak akan mencalonkan kembali. Kini keputusan tersebut sepenuhnya bergantung pada keinginan SBY sendiri.

Ia mencontohkan muncul kader lain dari Demokrat yang ingin maju sebagai ketua umum Demokrat sebenarnya lebih pada sindiran keras pada SBY. Nama-nama yang muncul seperti Gede Pasek Suardika dan Max Sopacua sebenarnya pasti cukup sadar bahwa sulit untuk bertarung dengan SBY pada Kongres Demokrat 2015.

Lebih lanjut, sulit juga menggugah hati seorang SBY, sebab dari struktur partai menunjukkan SBY ingin menanamkan kekuasaannya secara tunggal. Misalnya dengan menempatkan anak dari SBY Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi sekretaris jenderal dan ketua fraksi Demokrat.

Meski pesimis, Yunarto mendorong agar partai-partai yang akan Kongres pada 2015 bisa mengubah dirinya dari partai yang seperti fans club menjadi organisasi modern. Kalau SBY berani memulai budaya baru di Demokrat dengan tidak mempersilahkan dirinya maju kembali sebagai calon ketua umum, maka ia bisa dibilang pantas disebut sebagai salah satu bapak demorasi Indonesia.

Namun pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro menilai desakan sejumlah kader yang menginginkan SBY tak maju lagi sebagai Ketua Umum Demokrat kurang elok. Ia menilai biarkan saja suksesi kepemimpinan Demokrat berjalan alami dengan kontestasi.

“SBY silahkan maju dan yang lain silakan maju. Jadi tidak saling mengunci,” ujar Siti pada Gresnews.com, Jumat (2/1).

Ia menambahkan ketika Kongres Demokrat 2015 berjalan, lalu diprediksi SBY yang akan menang, setidaknya ia akan menang dengan mulia. Sehingga kalau menangnya tidak mulia, tentu akan menimbulkan resistensi di internal partai.

Menurutnya, dengan adanya indikasi wacana aklamasi dan langkah seakan saling mengunci satu sama lain untuk maju tentu tidak akan elok perjalanan Kongres Demokrat. Sehingga kalau SBY merasa didorong maju tentu tak masalah, tapi jangan sampai mengunci yang lain untuk maju. Tapi kader lain jangan juga melarang SBY untuk tidak maju.

“Supaya ada kontestasi yang murni dan transparan serta akuntabel. Sehingga siapapun yang menang atau didukung sebagian besar pemilik suara, itulah yang harus diterima bersama akhirnya,” lanjutnya.

Sebelumnya, Politisi partai Demokrat Gede Padek Suardika mewacanakan agar SBY tidak maju lagi dalam Kongres 2015. Alasannya SBY dianggap gagal mengelola partai. Gede Pasek pun memang berkeinginan untuk maju sebagai calon ketua umum. Begitupun dengan kader lain yang ingin maju sebagai ketua umum Demokrat, Max Sopacua. Politisi senior ini menyatakan hanya akan maju jika SBY tak mencalonkan diri lagi sebagai ketua umum.

BACA JUGA: