GRESNEWS - Joko Widodo (Jokowi) kembali menghentak ring politik Indonesia. Tanpa diduga, Gubernur DKI Jakarta ini menduduki urutan pertama dalam survei calon presiden yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB). Lembaga pimpinan Didik J. Rachbini ini menempatkan Jokowi dengan tingkat elektabilitas tertinggi, sebanyak 21,2 persen. Ia melewati Prabowo Subianto (17,1 persen) dan Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri (11,5 persen). Didik adalah pesaing Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta lalu, berpasangan dengan Hidayat Nurwahid (Partai Keadilan Sejahtera).

"Jokowi adalah representasi rakyat kecil. Dia rakyat yang menjadi pemimpin. Wajar jika popularitas Jokowi melangit di mata rakyat, karena Jokowi memang berasal dari rakyat," kata Pakar Komunikasi Politik Budi Purnomo Karjodihardjo yang dihubungi Gresnews.com, Kamis (7/2).

Ia melanjutkan setiap aktivitas yang dilakukan Jokowi dipublikasikan media sebagai sesuatu yang dirindukan rakyat dari seorang pemimpinnya."Apa yang dilakukan Jokowi tidak pernah dilakukan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Kalau pun dilakukan, rakyat menyebutnya dengan pencitraan," ujarnya.

Sosok Jokowi, sambungnya, sangat berbeda dengan calon pemimpin bangsa yang berasal dari lingkungan keluarga pejabat, anak-anak orang kaya, ataupun pengusaha besar, yang seringkali kesulitan, terlihat kaku dan terlihat dibuat-buat, jika harus blusukan atau makan di warteg, dan aktivitas kerakyatan lainnya yang biasa dilakukan Jokowi.

"Ini tanda keberhasilan rekruitmen dan pembinaan PDIP. Meski demikian, kita berhadapan dengan tantangan mempertahankan reputasi karena popularitas Jokowi merupakan faktor dari integritas, kompetensi, kepribadian dan komitmen personal," tambah politisi PDIP, Eva Sundari Kusumah.

Pertarungan Sesungguhnya
Sebelum survei yang dilakukan Didik cs, nama-nama capres yang beredar berdasarkan hasil survei beberapa lembaga antara lain Aburizal Bakrie, Anas Urbaningrum, Anies Baswedan, Chairul Tanjung, Dahlan Iskan, Din Syamsuddin, Djoko Suyanto, Hary Tanoesoedibjo, Hatta Rajasa, Hidayat Nur Wahid, Jusuf Kalla, Kristiani Herrawati, Luthfi Hasan, Mahfud MD, Marzuki Alie, Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subyanto, Pramono Edhie, Puan Maharani, Rhoma Irama, Rizal Ramli, Sri Mulyani, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Surya Paloh, Suryadharma Ali, Wiranto, dan Yusril Ihza Mahendra. "Jokowi paling banyak dikenal di masyarakat peringkat pertama dari sekian tokoh yang dijajarkan," jelas Didik.

Yang menarik dari berbagai survei adalah pertarungan di posisi pertama. Prabowo, Mahfud MD, dan Megawati adalah yang kerap bergantian memimpin hasil survei. Namun, fenomena Jokowi sejak Pilkada DKI Jakarta, tahun lalu, menggeser hasil tren survei biasanya.

Untuk Jokowi, tentu saja tidak bisa melenggang begitu saja karena ada induk semangnya, Megawati yang masih berambisi menjadi Presiden untuk kedua kalinya. Meski pernah tiga kali gagal menjadi orang nomor satu di negeri ini, Megawati tampak masih mau mencoba lagi. Apalagi hasil berbagai survei selalu dalam koridor tiga besar. Dengan demikian, secara kepartaian langkah Jokowi harus menunggu restu Megawati.

Di sisi lain, pasangan atau calon wakil presiden pun sangat menentukan suara. Hingga kini belum ada survei, siapa pasangan Jokowi yang paling ideal?

Hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate beberapa waktu lalu menghasilkan pasangan Prabowo-Jusuf Kalla, pasangan Prabowo-Mahfud MD, dan Megawati-Jusuf Kalla sebagai pasangan paling potensial memimpin negeri ini. Lalu siapa pasangan Jokowi yang ideal? Kita tunggu hasil survei berikutnya.


BACA JUGA: