GRESNEWS.COM - Pertemuan antara Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa jadi merupakan penjajakan koalisi Demokrat-Gerindra pada Pemilu 2014. Wajar saja, hasil survei menunjukkan setahun terakhir elektabilitas dan dukungan terhadap Prabowo menaik terus.

Demikian kata pengamat politik Sebastian Salang kepada Gresnews.com di Jakarta, Senin (11/3).

Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan SBY yang mengundang Prabowo untuk datang ke Istana Negara. "SBY meminta waktu Pak Prabowo bertemu di Istana," ujarnya.

Kendati demikian Muzani tidak mau menjelaskan dulu mengenai rencana materi yang akan dibicarakan oleh dua tokoh berlatar belakang militer itu. Muzani hanya mengatakan keduanya pasti akan membahas persoalan negara.

"Saya tidak bisa memperkirakan apa yang dibahas, Pak Prabowo juga tidak menjelaskan, mungkin bicara soal negara, baik masalah ataupun solusinya. Konsennya Pak SBY bagaimana negara lebih baik, begitu juga Pak Prabowo," tuturnya.

Ketua Presidium Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) Ratna Sarumpaet memiliki analisis lain. Menurutnya, bisa jadi pertemuan SBY-Prabowo akan membicarakan antisipasi unjuk rasa besar-besaran pada 25 Maret mendatang.

"Dia (SBY) mau panggil siapa saja itu urusan dia, tapi bisa saja dengan memanggil Prabowo untuk menghadapi aksi kita, atau mungkin dia hanya kangen-kangen saja," katanya.

Tetapi Sebastian mengatakan, tidak relevan dan tidak tepat bila SBY memanggil Prabowo untuk membicarakan penanganan aksi unjuk rasa. "Prabowo tidak punya kekuasan formal, kalau saat itu (1998) Prabowo sebagai Pangkostrad jadi punya wewenang komando, sekarang ini sudah jadi purnawirawan," jelasnya.

Tekanan terhadap pemerintahan SBY-Boediono semakin kuat akhir-akhir ini. Selain MKRI, sejumlah organ mahasiswa juga tengah bersiap untuk menggelar aksi unjuk rasa dengan agenda yang ´maksimal´ menurunkan SBY-Boediono.

Survei
Di sisi lain, Prabowo meraih hasil gemilang dari sejumlah penelitian lembaga-lembaga survei. Lembaga Survei Nasional (LSN) pada Oktober 2012 menempatkan Prabowo sebagai capres urutan teratas dengan elektabilitas 20,01%.

Jaringan Survei Indonesia (JSI) Agustus 2012 merilis Prabowo merupakan capres terpopuler dengan dukungan mencapai 65%.

National Leadership Center (NLC) bersama dengan lembaga riset internasional yang berbasis di Inggris, Taylor Nelson Sofres (TNS), menempatkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden unggulan dengan elektabilitas 35%, Februari 2013.

Indonesia Network Election Survey (INES), November 2012, menyatakan Prabowo capres unggulan mengalahkan Megawati Soekarnoputri.

Hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate, Juni 2012, menyebutkan dukungan terhadap Prabowo berada di posisi tertinggi di antara calon presiden lainnya untuk Pemilu 2014. (LAN/GN-01)



BACA JUGA: