JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) akan menggelontorkan dana dana sebesar US$1,7 miliar atau sekitar Rp23 triliun (kurs Rp 13.500) untuk mengelola Blok Mahakam. "Komitmen penuh Pertamina untuk kesinambungan produksi di wilayah kerja juga dibuktikan dengan anggaran yang dikucurkan pada 2018 yang lebih dari US$ 1,7 miliar untuk kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi," kata Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (1/1).

Sebagai informasi, Blok Mahakam sebelumnya dikelola oleh Total E&P Indonesie (TEPI). Namun per 1 Januari 2018, Blok Mahakam resmi dikelola oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang merupakan anak usaha dari PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) di bawah naungan PT Pertamina (Persero).

Selain itu, Syamsu juga menyampaikan bahwa Pertamina telah melakukan berbagai upaya dan koordinasi dengan semua pihak selama masa peralihan. Pengelolaan tersebut dilaksanakan dengan tetap menjaga produksi Blok Mahakam yang telah melewati masa puncak produksi reservoirnya pada periode 2003-2009, mengontrol biaya operasi dan tetap mengedepankan QHSSE (Quality, Health, Safety, Security and Environment) dalam operasionalnya.

"Sebagai komitmen menjaga kesinambungan operasi dan produksi, sampai hari ini kami telah menuntaskan pemboran 14 sumur dan akan menyelesaikan sumur ke-15 dalam beberapa hari ke depan, yang ditargetkan dari Juni hingga Desember 2017, transfer pekerja TEPI menjadi pekerja PHM telah mencapai 98,23%, melakukan penyesuaian kontrak kerja untuk 530 kontrak eksisting dengan pihak ketiga dengan nilai US$ 1,27 miliar untuk menjaga kesinambungan kegiatan produksi di Blok Mahakam," terang Syamsu.

Menurut Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, cadangan migas di Blok Mahakam mampu bertahan hingga 15 tahun. Angka ini juga akan bertambah bila perusahaan mau membuat sumur kembali.

Pasalnya, dengan membuat sumur baru, cadangan migas lainnya akan bisa ditemukan sehingga menembah cadangan dan waktu ketahanannya. "Masih lama sih cadangannya paling enggak 15 tahunan ya. Gini, kalau cadangan migas itu ketemu terus diproduksi kan turun tapi kalau kita ngebor lagi ya ketemu lagi kan tinggi (meningkat jumlah cadangan)" kata Amien.

Lantas, berdasarkan data SKK Migas, per November 2017, Blok Mahakam memproduksi minyak dan kondensat sebesar 52 ribu barel per hari dan 1.360 juta kaki kubik gas bumi per hari. Kemudian untuk cadangan terbukti per 1 Januari 2016 sebesar 4,9 TCF gas, 57 juta barel minyak dan 45 juta barrel kondensat.
Baca juga: Sah, Pertamina Kelola Blok Mahakam

SKK Migas menargetkan produksi di Blok Mahakam 42,01 ribu barel minyak per hari dan gas bumi 916 mmscf per hari. Angka tersebut rencananya dicapai dengan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 69 buah, 132 workover sumur, 5623 perbaikan sumur serta pengembangan lapangan/ POFD (Plan Of Further Development) 5 migas di Blok Mahakam.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Bambang Manumayoso mengatakan bahwa proyeksi 2018 dari Blok Mahakam akan bertambah hingga 40 MM. Hal ini berkat tambahan sumur yang dilakukan oleh pihaknya. "Berkat tambahan 14 sumur, proyeksi kita naikkan menjadi 40 MM, dan Insya Allah kita akan menaikkan lebih dari Total E&P Indonesie," pungkasnya. (dtc/mag)


BACA JUGA: