JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT Pupuk Kujang Cikampek tengah serius menjajaki peluang kerjasama untuk berinvestasi di tambang potasium di Provins Khammouan, Laos. Dalam rangka itu, Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith pun menyempatka diri berkunjung ke pabrik milik Pupuk Kujang di Karawang, Jawa Barat, pada Jumat (27/7) lalu.

Manajer Humas PT Pupuk Kujang Ade Cahya mengatakan, Laos memang tertarik mengajak Indonesia berinvestasi di tambang potasium di sana. "Potensi potasium di tambang itu mencapai satu juta ton per tahun," ujar Ade, Sabtu (29/7).

Potasium adalah mineral yang digunakan untuk bahan pembuatan pupuk NPK. Menurut Ade, barang itu amat penting di industri pupuk. "Setiap tahun, Pupuk Kujang membutuhkan 70 ribu ton potasium," ungkap Ade.

Meski kerja sama ini masih dalam penjajakan, Saleumxay menjamin pemerintah Laos mendukung penuh kerja sama tersebut. "Sekaligus memperingati 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara," kata Ade. "Karena Laos ingin meningkatkan kerja sama dengan Indonesia," tambahnya.

Direktur Utama PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto mengatakan, selama ini, Pupuk Kujang mengimpor potasium dari Rusia Atau Kanada. "Sehingga bisa dipastikan biayanya tinggi," ujar Nugraha.

Direktur Teknologi Pupuk Indonesia, Djohan Syafri, mengatakan kerja sama dengan Laos bisa diwujudkan dalam beberapa konsep salah satunya adalah membangun pabrik NPK di Laos. "Agar dekat dengan sumber bahan baku. Kemudian urea dan fosfat kami datangkan dari pabrik kita di Indonesia dan kemudian hasil produksi NPK tersebut kemudian dijual di wilayah Laos dan sekitarnya" kata Djohan.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, nilai perdagangan antara Indonesia dan Laos periode Januari hingga April 2017 sebesar US$4,52 juta. Naik dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya senilai US$3,5 juta. Total perdagangan tahun 2016 sekitar US$10,071 juta. Investasi Indonesia di Laos pun terbilang lancar, tercatat saat ini nilainya mencapai US$1,1 juta. (dtc/mag)

BACA JUGA: