Apa Setelah Koalisi Besar Pemerintahan Jokowi?
JAKARTA - Politik Indonesia mengarah ke sebuah koalisi besar (Grand Coalition) pemerintahan yang akan berujung pada terbentuknya kesamaan preferensi kebijakan di antara partai-partai koalisi (Connected Coalition).
“Langkah yang strategis demi terciptanya pemerintahan yang kuat sesuai komposisi perolehan kursi parpol-parpol,” kata Direktur Eksekutif Indonesian Democratic Center for Strategic Studies (Indenis) Girindra Sandino kepada Gresnews.com, Minggu (28/7).
Menurut Sandino, koalisi besar cenderung meniadakan mereka yang tidak penting. Tujuannya, memaksimalkan kebijakan pemerintahan sesuai kepentingan partai. “Partai-partai seperti Golkar, PKB, Nasdem, PAN, Demokrat, PPP akan mengikuti grand coalition tersebut,” kata dia.
Sandino berpendapat manuver elite politik yang terjadi pada hari-hari belakangan ini mengarah pada kooptasi parlemen dengan tujuan tertentu. Di sisi lain, elite juga akan mengkooptasi kalangan non-parlemen.
“Terlihat dari langkah presiden yang akan mengangkat tokoh masyarakat non-parlemen dalam kabinet untuk menarik simpati masyarakat, atau membentuk anggota tim-tim efektif agar bisa menekan parpolnya atau koalisinya sendiri, agar pemerintahan tidak mendapat hambatan yang kerap dilakukan oleh orang atau koalisinya sendiri,” papar Sandino. (G-1)
- Gerindra Gamang Pilih Oposisi atau Koalisi
- Pilihan Terbaik Gerindra Tetap Oposisi
- Dedy Mizwar Bakal Kehilangan Dukungan Koalisi Gerindra, PAN dan PKS
- Gerindra Bertekad Menangi Pilkada Jawa untuk Pencapresan Prabowo
- Susun Pengurus Baru, Gerindra Kebanjiran Nama Beken
- Mahfud Digadang Jadi Ketua Umum Gerindra