JAKARTA, GRESNEWS.COM - Laku lancung Gubernur Riau Annas Maamun dengan Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia-Riau Gulat Manurung dalam kongkalikong pengerjaan proyek pemerintah semakin menguat. Direktur Utama PT Citra Hokiana Triutama Edison Marudut Marsadauli Siahaan mengaku pernah diperlihatkan daftar proyek-proyek baru di Pemerintah Provinsi Riau oleh Gulat Manurung.

Tak hanya itu, Edison juga mengaku pernah kecipratan proyek yang sepenuhnya dibiayai pemerintah. Hal itu diungkapkannya dalam sidang lanjutan kasus suap alih fungsi lahan hutan dengan terdakwa Gulat Medali Emas Manurung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Senin (29/12).

Awalnya Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kresno Anto Wibowo mencecar Edison apakah pernah mendapatkan proyek yang dibiayai pemerintah. "Apa saksi pernah mengerjakan proyek dibiayai APBD Pemprov Riau?" tanya Jaksa Kresno.

Lantas Edison mengakui, perusahaan di bidang kontraktor jalan raya, kebun kelapa sawit, dan eksplorasi areal minyak menggunakan metode seismik yang dipimpinnya itu memang pernah ketiban proyek dari APBD Pemprov Riau. Dia mengaku mendapat proyek itu tak hanya sekali, tapi beberapa kali dan terakhir pada 2014. Tetapi Edison tidak merinci proyek mana saja yang didapatkannya dari biaya pemerintah itu.

Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat ini juga mengakui pernah diperlihatkan Gulat daftar proyek yang akan dikerjakan di kawasan Riau. Hal itu pun diakuinya setelah Jaksa Kresno kembali mencecarnya terkait hal tersebut. Menurut Edison, daftar proyek yang dilihatnya itu berbentuk paket. Namun lagi-lagi ia tidak menjelaskan secara rinci mengenai hal itu.

Walaupun beberapa kali mendapatkan proyek, Edison membantah jika ia ikut terlibat dalam suap menyuap kepada Annas. "Tidak yang mulia. Saya cuma tahu terdakwa dekat dengan Pak Annas," lanjutnya.

Edison juga mengaku pernah mengundang Annas Maamun ketika ada acara di gereja tempatnya beribadah. Edison diketahui satu gereja dengan Gulat dan pernah mendapat bantuan Annas Maamun.

Sebelumnya Ketua KPK Abraham Samad menyatakan ada dugaan sogokan ini juga bertujuan sebagai ijon mendapatkan proyek-proyek akan dilaksanakan di Provinsi Riau. Dia meyakini duit sogok itu juga sebagai ijon, karena menemukan daftar proyek yang akan dilakukan dalam proyek di Provinsi Riau saat penangkapan.

"KPK mensinyalir duit ini sebagai ijon untuk mendapatkan proyek-proyek yang akan ada di provinsi Riau," kata Ketua KPK Abraham Samad di Jakarta, Jumat (26/9) lalu.

Menurut Abraham, dugaan itu muncul setelah KPK menemukan dokumen yang berisi daftar proyek saat menangkap Annas dan Gulat. Dalam dokumen itu, ada beberapa proyek yang nantinya akan dilaksanakan di Provinsi Riau.

BACA JUGA: