JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) akan membentuk anak usaha baru menggantikan PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Anak usaha baru tersebut akan bergerak dibidang bisnis hilir khusus di luar negeri.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menjelaskan, ketika Petral dibubarkan, aset-aset yang dimiliki Petral akan diperuntukkan bagi kebutuhan anak usaha Pertamina yang baru ini. Anak usaha ini akan terjun dalam mengelola bisnis hilir di internasional.

Mekanismenya anak usaha tersebut bukan hanya fokus sebagai suplier pengadaan barang bagi Pertamina, karena Pertamina sudah memiliki Integrated Supply Chain (ISC). Dia mengatakan, aset-aset Petral nantinya akan diambil alih dan dikaji untuk pemanfaatannya kedepan oleh perusahaan.

Menurutnya perusahaan tidak akan memakan biaya dalam menutup anak usaha karena hal itu tidak sebanding dengan efisiensi yang dilakukan oleh Pertamina melalui ISC saat ini.

"Asetnya akan kita review dan kedepan barangkali ini yang justru akan kita kembangkan kedepan menjadi subsidiary Pertamina untuk mengelola hilir di internasional," kata Dwi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Kamis (30/4).

Menanggapi hal ini, pengamat dari Energy Watch Ferdinand Hutahaean menilai sebaiknya Pertamina tidak perlu membentuk anak usaha lagi di luar negeri. Menurutnya lebih baik Pertamina memaksimalkan dan mengoptimalisasi peran ISC atau jajaran di direktur niaga Pertamina.

Dia menambahkan, jika membentuk anak usaha baru dan sistemnya sama seperti Petral, artinya Pertamina hanya memindahkan wilayah permainan saja tapi tidak menyelesaikan masalah. Menurutnya masalah yang harus diselesaikan adalah bagaimana memperbaiki tata niaga migas dan tata cara pengadaan, bukan membentuk usaha baru.

"Intinya sistem yang harus diperbaiki bukan wadahnya," kata Ferdinand kepada Gresnews.com.

BACA JUGA: