JAKARTA, GRESNEWS.COM - Sepeninggalan Ketua Umum Gerindra Prof. Suhardi beberapa hari lalu membuat posisi Ketua Umum Partai Gerindra saat ini kosong. Santer kabar bahwa posisi tersebut akan digantikan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Namun, Mahfud mengaku dengan alasan masih berkabung enggan mengomentari rumor yang  santer beredar, terkait kansnya menduduki posisi tersbeut di Gerindra.

"Aduh saya masih berbela sungkawa. Kita semua masih berbela sungkawa atas wafatnya Pak Suhardi sehingga saya kira mengomentari pengganti beliau padahal masih tiga hari meninggal itu saya kira tidak etis," ujar Mahfud di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (31/8).

Ketika ditanya wartawan apakah dirinya bersedia menjadi pengganti Suhardi jika ditunjuk langsung oleh Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, mantan Ketua Tim Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Hatta ini pun enggan berkomentar. "Saya kira itu yang tidak bisa di komentari," katanya.

Sekretaris Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui, pasca meninggalnya Suhardi posisi Ketua Umum yang kosong harus segera diisi. Karena posisi tersebut cukup penting untuk menjalankan roda politik partai besutan Prabowo ini. Tetapi saat ini partainya masih belum bisa membicarakan hal itu karena saat ini seluruh keluarga besar Gerindra masih terpukul sepeninggalnya Guru Besar UGM tersebut.

"Kami belum akan membicarakan itu dalam 1-2 hari ini. Kami akan jelaskan itu setelah suasana duka ini selesai. Karena kepergian beliau sangat memukul," ucapnya.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengungkapkan, kans Mahfud untuk menjadi Ketua Umum cukup terbuka mengingat latar belakangnya yang punya pengalaman menjadi Ketua MK dan juga menjadi kader di PKB. Selain itu, Mahfud juga mempunyai massa yang cukup besar di Jawa Timur.

"Tetapi kan semuanya tergantung Prabowo. Apa dia memberikan restunya kepada Mahfud untuk jadi Ketua Umum," ujar Hendri kepada Gresnews.com, Minggu (31/8) malam.

Menurut Hendri, jika Mahfud menjadi Ketua Umum, Gerindra bisa mendapatkan suara dari loyalis Mahfud di Jawa Timur, apalagi ia juga dikenal dekat dengan para tokoh agama disana. Hendri menambahkan, sosok Mahfud juga akan menjadi penyeimbang Prabowo yang sering diserang dengan kasus pelanggaran HAM. Jabatan mantan Ketua MK yang pernah disandang Mahfud membuatnya bisa melawan serangan-serangan tersebut.

Selain Mahfud, tokoh lain yang juga punya peluang menjadi Ketum adalah Sekjend Partai Gerindra Ahmad Muzani. Selain berasal dari internal partai, Muzani juga dinilai memiliki andil turut membuat Gerindra menjadi salah satu partai besar seperti sekarang ini.

Hendri mengingatkan, Prabowo harus jeli dalam memilih Ketua Umumnya nanti. Karena jabatan tersebut sangat vital dan menentukan nasib Gerindra selama beberapa tahun mendatang. Apalagi, saat ini posisi Gerindra menjadi oposisi dan membutuhkan pemimpin yang bisa mengawasi kebijakan pemerintah selama lima tahun mendatang. "Ketua Umum nanti jangan cuma bisa kritik, tetapi harus kritis. Dia harus bisa memberikan solusi atas kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat," cetusnya.

BACA JUGA: