Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar peringatan Hari Antikorupsi Sedunia tak terjebak pada acara seremoni dan retorika belaka. Hal itu disampaikannya dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Convention Hall Mesjid Agung, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (9/12).

"Gunakan untuk melakukan refleksi, upaya kita semua memberantas korupsi di negeri ini, terutama pada masa bakti pemerintahan yang saya pimpin sejak akhir 2004 hingga sekarang," kata Presiden SBY.

Kepala Negara meminta agar tidak banyak retorika dalam momentum peringatan ini. "Yang kita perlukan adalah tindakan. Rakyat ingin mendengar apa yang telah, sedang, dan apa yang akan kita lakukan dalam pemberantasan korupsi ini," tegas SBY.

Presiden meminta pimpinan LSM dan penggiat antikorupsi diundang dan diajak berdiskusi karena sebenarnya semua pihak berada dalam satu perahu, tugas, tanggung jawab, dan cita-cita yang sama.

Pada rapat kabinet di Kantor Presiden pekan lalu, Presiden meminta Menteri Hukum dan HAM menyampaikan laporan secara lengkap, komprehensif, dan faktual soal penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. "Laporan ini sesungguhnya bukan untuk disampaikan kepada saya, karena saya mengerti dan mengikuti bersama. Tapi laporan Menteri Hukum dan HAM itu sebenarnya untuk disampaikan kepada rakyat kita yang ingin lebih mengetahui bahwa negara sungguh serius untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi," beber SBY, dikutip laman presidensby.info.

BACA JUGA: