JAKARTA, GRESNEWS.COM - Organisasi pecinta lingkungan, Greenpeace, mengungkapkan adanya sejumlah perlengkapan olahraga  yang mengandung bahan kimia berbahaya. Berdasarkan investigasi mereka yang berjudul ‘Kartu Merah Untuk Merek-merek Perlengkapan Olahraga’, Greenpeace menemukan sepatu, sarung tangan penjaga gawang, dan seragam yang diproduksi oleh produsen perlengkapan olahraga Adidas, Nike, dan Puma mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.

Laboratorium independen Greenpeace menemukan bahan kimia seperti Perfluorinated chemicals (PFC), nonylphenolethoxylates (NPEs), phthalates, dan dimetilformamida (DMF) terkandung dalam produk-produk mereka. Produk perlengkapan olahraga itu diproduksi di wilayah Tangerang untuk sepatu, Jawa Barat dan Jawa Tengah untuk kaos, dan Jawa Timur untuk bola.

Hasil penelitian menemukan dampak PFC yang sangat persisten dan tidak dapat diurai dengan mudah saat terlepas ke lingkungan. Selain itu, dampaknya berkelanjutan, baik saat pertumbuhan maupun saat dewasa. Sebagian dikarenakan dikarenakan karakteristiknya yang mengganggu kerja hormon, berdampak pada sistem reproduksi dan sistem imun.

"Hampir sepertiga produk tersebut dibuat dan dijual di Indonesia dan kesemuanya mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, mengancam sungai-sungai, lingkungan dan kesehatan masyarakat Indonesia," ujar Ahmad Ashov Birry, Juru Kampanye Detox Greenpeace kepada Gresnews, Rabu, (6/8).

Menurut Ashov, ketiga merk tersebut sebenarnya telah menetapkan ambang batas penggunaan PFC yakni pada konsentrasi 1µg/m2. Namun, di tahun 2011 terbukti ketiganya gagal menjalankan komitmen. Bahkan produk yang dipasarkan dan mengandung senyawa berbahaya ini dikenakan oleh seluruh orang di dunia pada saat Piala Dunia beberapa waktu lalu.

"Dapat dibayangkan berapa banyak senyawa yang terlepas ke lingkungan dan tidak dapat terurai,"

Di Indonesia sebagai salah satu negara yang memproduksi sepatu Adidas Predator, ditemukan konsentrasi PFC di atas batas yakni sebanyak 37,9µg/m2. Sepatu Adidas Predator itu dijual ke Jerman.

"Kandungan yang sangat tinggi menunjukkan kesengajaan penggunaan. Hal ini bertentangan dengan kebijakan merek-merek tersebut dan berada di atas ambang batas mereka sendiri," ucap Rahma Shofiana, Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia dalam rilisnya.

Walaupun belum ada penelitian lanjutan yang memaparkan dampak khusus yang ditimbulkan di wilayah-wilayah Indonesia yang menjadi produsen ketiga merk tersebut, Ashov mengatakan pernah ada publikasi yang menyatakan salah satu senyawa berbahaya yang digunakan dalam pembuatan produk terdapat pada tubuh beruang di kutub. "Ini menandakan penyebarannya sudah sampai sejauh itu," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah progresif menghilangkan bahan-bahan kimia berbahaya tersebut dan bahan kimia berbahaya lainnya yang beredar di pasaran. "Semoga pemimpin nantinya 100% berkomitmen terhadap masa depan bebas toksik," harapnya.

Namun hingga kini belum ada konfirmasi dari pihak perusahaan pemegang lisensi merek perlengkapan peralatan olahraga tersebut terkait data yang dilansir Greenpeace tersebut.

BACA JUGA: