JAKARTA, GRESNEWS.COM - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mendesak pemerintah membatalkan rencana impor  gula kristal putih GKP sebanyak 350.000 ton. Jika dipaksakan impor itu akan sangat meresahkan dan mengancam petani tebu dan pabrik gula nasional. Sebab akan mengakibatkan semakin anjloknya  harga gula yang merugikan petani tebu.

"Apalagi musim giling tebu untuk memproduksi gula kristal putih konsumsi rumah tangga sudah dimulai," kata Ketua Bidang Perdagangan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Ismed Hasan Putro, Jakarta, Selasa (29/4).

Pemerintah sebelumnya berencana mengimpor gula kristal putih sebanyak 350 ribu dengan alasan untuk memenuhi stok gula nasional. Namun menurut Ismed alasan pemerintah melakukan impor untuk memenuhi stok sangatlah tidak rasional karena saat ini masih ada stok nasional sebanyak 800 ribu ton. Jumlah ini masih bisa memenuhi kebutuhan gula nasional hingga tiga bulan ke depan. Disatu sisi rencana impor tersebut tidak sejalan dengan rencana untuk melakukan swasembada gula.

Sementara itu Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Tito Pranolo mengatakan impor bukanlah satu-satunya cara untuk menstabilkan harga gula. Menurutnya dengan cara meningkatkan stok gula nasional yang berasal dari produksi domestik yang dihasilkan para petani juga dapat menstabilkan harga. Dengan begitu petani memiliki jaminan pasar, kemudian pemerintah akan membeli gula untuk kepentingan stok nasional.

Tito mengungkapkan awal tahun ini stok GKP mencapai 1,2 juta ton yang berarti mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 920 ribu ton. Sedanga pada Maret lalu stok gula mencapai 920 ribu ton. "Kalaupun diperlukan impor, itu tambahan saja untuk menutupi kekurangan stok yang diperoleh dari domestik," kata Tito.

BACA JUGA: