JAKARTA - DPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai ada kejanggalan dalam kasus kematian Wakil Bendara Umum, Sudiro Andi Wiguno yang tewas gantung diri di Perumahan Menteng Residence Blok F C VIII No. 1 RT 004/012, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan pada Rabu (23/1).

"Kami mau klarifikasi kematian tewasnya Wabendum, Sudiro. Sebab, kami secara pribadi maupun organisasi merasa kehilangan atas wafatnya beliau," kata Bendahara Umum Hipmi, Bayu Priawan Djokosoetono, Jakarta, Jumat (25/1) malam.

Bayu mengungkapkan, semasa hidupnya  korban dikenal seorang pengusaha tangguh, kawan baik dan pribadi yang menjunjung tinggi nilai keagamaan. Almarhum juga sudah banyak memberikan kontribusi kepada organisasi dalam setiap rapat dan kegiatan acara besar.

"Perfomance beliau sangat baik. Dalam pergaulan, Sudiro juga setia kawan dan peduli terhadap teman, baik senior maupun junior serta perhatian terhadap perkembangan organisasi HIPMI," terangnya.

Namun, sambung Bayu, ketika dikabarkan, yang bersangkutan tewas dengan tidak wajar yakni gantung diri, jajarannya di HIPMI merasa sedih. Sebab, jika dilihat dari kepribadiannya, Sudiro tidak mungkin melakukan hal seperti itu.

"Beliau kami kenal berkepribadian tegar, tidak pantang menyerah dan tidak pernah menunjukkan hal-hal yang menjurus ke sana," tuturnya.

Menurut Bayu, bila mencermati kepribadian korban, rekan-rekannya di Hipmi melihat ada kejanggalan dalam kasus kematian Sudiro. Terlebih, media mengabarkan yang bersangkutan tewas gantung diri, namun tidak dalam kondisi tergantung, melainkan dengan posisi duduk. "Hal ini jelas aneh dan janggal. Karena itu kami minta polisi usut secara tuntas kasus ini," paparnya.

BACA JUGA: