Jakarta - Akibat aksi saling cemooh, beberapa staf Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral di Wakleken Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya dikeroyok puluhan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Insiden itu menambah panjang daftar hitam kasus kekerasan yang dilakukan petugas Satpol PP terhadap masyarakat sipil di Maluku Barat Daya.

Menurut Baby Siahaya, salah seorang masyarakat dari desa Yawuru, Leblau, peristiwa penyerbuan petugas Satpol PP terhadap sejumlah pegawai Dinas ESDM itu berawal dari caci maki yang dilakukan oleh oknum Satpol PP kepada tenaga honor di Dinas ESDM pada Jumat (9/3).

"Kamu tenaga honor bodoh, tidak tahu kerja apa-apa, serta kata-kata kotor yang tidak pantas diucapkan," ujar Baby menirukan ucapan Satpol PP terhadap tenaga honor di Dinas ESDM.

Selang sehari kejadian itu, lanjut Baby, sebanyak 60 petugas Satpol PP menyerang Kantor Dinas ESDM. Secara membabi buta, petugas Satpol PP itu memukul, menendang dan menganiaya para staf Dinas ESDM yang ada didalam kantor. Bahkan merusak pintu ruangan Sekretaris Dinas.

Mereka juga hampir memukul Kepala Dinas ESDM, Romelus Kakerissa. Tapi, nasib sial dialami lima staf Dinas ESDM yg berada di dalam kantor. Meski kelima staf berusaha menyelamatkan diri, dengan brutal Satpol PP tetap mengejar sampai ke area permukiman masyarakat sekitar. "Nahas bagi salah seorang staf Dinas ESDM, ketika bersembunyi di salah satu rumah warga, para Satpol PP dengan beringas menyeret staf tersebut keluar, kemudian memukuli bahkan menginjak-injak sampai sekujur tubuhnya memar dan luka," ucap Baby.

Sebagai informasi, sebelum adanya penyerangan, beberapa oknum Satpol PP juga tengah menjadi sorotan atas kasus pelecehan seksual terhadap seorang ibu rumah tangga di Pulau Tepa, sehingga seluruh Satpol PP yang ditugaskan di Pulau Tepa ditarik kembali ke Ibu Kota Kabupaten sementara di Pulau Kisar. Dan pernah terjadi juga pemukulan yang dilakukan oknum Satpol PP terhadap masyarakat di Pulau Mdona Hyera, Kabupaten Maluku Barat Daya.

BACA JUGA: