JAKARTA, GRESNEWS.COM - Penurunan anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) lima tahun ke depan dikhawatirkan berdampak terhadap upaya modernisasi Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI. Dibandingkan periode sebelumnya, penurunan anggaran kali ini mencapai Rp70 triliun lebih.

"Kalau dilihat dari proyeksi anggaran pertahanan TNI untuk lima tahun ke depan, memang belum ada tanda-tanda alokasi anggaran modernisasi alutsista yang signifikan," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq sesaat setelah Rapat Kerja dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Kompleks Parlemen, Senayan, kemaren.

Diketahui Kemenhan pada periode lalu mendapat alokasi anggaran sebanyak Rp440 triliun ditambah anggaran On Top lebih dari Rp 50 triliun untuk prioritas pengadaan Alutsista. Pada pemerintahan kali ini, anggaran Kemenhan lima tahun ke depan hanya dialokasikan Rp.418 triliun.

Anggaran minim menurutnya kurang menguntungkan bagi kelanjutan program modernisasi Alutsista TNI. Sehingga upaya modernisasi Alutsista TNI tahap kedua atau renstra menengah bisa terhambat. "Apalagi melihat pengembangan program yang berorientasi pada kelautan, tentu butuh Alutsista baru seperti pesawat patroli udara dan lainnya," katanya.

Komisi I beranggapan Kemenhan paling tidak membutuhkan anggaran hingga Rp.600 triliun dengan anggaran tambahan Rp.5,1 triliun untuk program prioritas modernisasi alutsista tahun ini. Jika tidak didukung anggaran yang memadai, maka rencana dan program kerja Kemenhan yang sudah bagus tidak akan berjalan baik.

Penurunan yang amat signifikan ini akan diupayakan untuk dinaikan kembali dengan mengadakan pembicaraan lebih lanjut bersama pihak-pihak terkait. "Ini harus dibicarakan bersama Bappenas, Kemenkeu, dan Kemenhan," katanya.

Di sisi lain, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan kinerja TNI yang sangat membanggakan seharusnya dapat menjadi motor penggerak kenaikan anggaran Kemenhan. Ia memaparkan bagaimana angkatan bersenjata China belajar dari Indonesia untuk proses pengamanan APEC 2014 di Beijing. Tak hanya itu, Moeldoko juga menyebut bahwa pencarian black box AirAsia QZ 8501 menjadi prestasi tercepat di dunia.

"Performance kita di penemuan black box AirAsia menjadi standar internasional. Tidak ada negara yang lebih cepat, kecuali kita," tuturnya.

Beberapa keberhasilan tersebut bisa membuat DPR menaikkan anggaran untuk TNI. "Mudah-mudahan naik lagi dan tidak ada penurunan, DPR ikut bertanggung jawab untuk membantu anggaran TNI, dan TNI harus pertanggungjawabkan semuanya," harapnya.

BACA JUGA: