JAKARTA, GRESNEWS.COM - Impian Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengusung calon presiden (capres) sendiri masih jauh api dari panggang. Tokoh unggulan partai ini, Anis Matta dianggap tak akan mampu meraup suara signifikan.

Kelas Anis baru sebagai tokoh baru sebagai pemersatu kader PKS, belum menjadi pemersatu bangsa bila maju sebagai calon RI 1. Dalam Pemilu Raya (Pemira) PKS yang digelar beberapa waktu lalu, Anis yang menjabat sebagai Presiden Partai itu sebagai tokoh unggulan kader PKS sebagai capres.

Pengamat Politik The Habibie Center Bawono Kumoro mengatakan hasil Pemira PKS tetap tidak bisa mendongkrak tingkat elektabilitas partai. Terlebih partai ini sedang terbelit kasus daging sapi yang menjerat Presiden PKS sebelumnya, Lutfi Hasan Ishaaqi.

Menurutnya ketokohan Anis juga baru sebatas lingkup partainya. Dia tidak cukup dikenal di masyarakat. "Pemira sebenarnya lebih sebagai alat untuk memperkuat konsolidasi internal PKS saja," kata Bawono kepada Gresnews.com pada Minggu (8/12).

Bawono menambahkan bila tujuan Pemira adalah sebuah konsolidasi internal setelah dihantam kasus suap impor daging, bisa dikatakan berhasil. Namun bila tujuannya sebagai upaya peningkatan elektabilitas partai tidak berhasil.

Masyarakat sulit melupakan kasus korupsi impor daging yang menyandera PKS. Publik yang sebelumnya sempat menaruh harapan pada partai yang mengklaim sebagai partai bersih ini membuat kecewa setelah kasus suap daging sapi terungkap.

Lebih lanjut, Bawono menerangkan tokoh-tokoh dari partai Islam sejauh ini masih kalah pamor dari tokoh nasional diluar partai Islam seperti Joko Widodo. Tokoh partai Islam yang sejauh ini masih diminati publik adalah Hatta Radjasa (PAN) dan Mahfud MD. Akan tetapi keduanya pun belum mampu menandingi Jokowi.

Ahli Psikologi Politik Paramadina Graduate Schools Abdul Malik Gismar mengatakan PKS seharusnya tetap fokus menjaga suara para loyalisnya yang tersisa usai kasus suap daging sapi yang menampar telak partai ini. "Pada akhirnya ini pertarungan kepercayaan publik. PKS tentunya masih mempunyai loyalis. Nah suara loyalisnya itu yang harusnya difokuskan," kata Malik kepada Gresnews.com pada Minggu (8/12).

Malik menambahkan dengan menjaga suara para loyalis, setidaknya PKS telah menyelamatkan kedaulatan partainya yang berbasis Islam. Akan tetapi untuk meraih suara publik di luar loyalis PKS, tampaknya partai pimpinan Anis Matta itu harus berjuang keras.

Kasus korupsi yang menyandera PKS, makin menghambat tingkat kesukaan publik pada partai itu.Atas dasar itu, maka hasrat PKS untuk mengajukan capres sendiri pada pemilu tahun depan harus dipikirkan kembali, mengingat posisi PKS masih sulit untuk menandingi partai-partai diluar Islam.

Hasil Survei INDIKATOR beberapa waktu lalu, capres-capres dari partai Islam tidak melebihi 2 persen dari kandidat lain. Selain itu, temuan INDIKATOR menyatakan masyarakat saat ini lebih menginginkan pemimpin yang jujur dan dapat dipercaya.

Bila PKS atau pun partai lain tidak bisa memperbaiki citra dan membangun kembali partainya, maka sulit bagi publik untuk mempercayai tokoh yang berasal dari partai Islam.

(Mungky Sahid/GN-04)

BACA JUGA: