JAKARTA, GRESNEWS.COM - Indonesia akan menyampaikan tiga usulan penyelesaian masalah Suriah dalam Konferensi Internasional tentang Suriah di Jenewa, Swiss. Konferensi itu sendiri telah berlangsung sejak Rabu kemarin. Seperti diketahui, Indonesia secara khusus diundang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mewakili Asia di konferensi tersebut bersama Jepang dan India.

Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dalam kesempatan itu akan membawa amanat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan tiga tawaran solusi dari Indonesia untuk Suriah pada konferensi yang juga dikenal sebagai Konferensi Jenewa II itu. Ketiga usulan itu adalah: Pertama, gencatan senjata. Kedua, bantuan kemanusiaan. Ketiga proses politik secara damai. Ketiga usulan itu diunggah Presiden SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono, Kamis (23/1).

Presiden menegaskan, terkait dengan konflik yang terjadi di Suriah itu, posisi Indonesia masih sama dengan yang disampaikannya kepada Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan para pemimpin dunia lainnya, beberapa waktu lalu. "Saya juga sampaikan jika terjadi gencatan senjata, Indonesia siap mengirim Pasukan Pemelihara Perdamaian (Peace Keeping Force), seperti ketika kita kirim ke Libanon," lanjut Presiden SBY.

Kepala Negara menegaskan, kita ingin tragedi yang menimpa saudara-saudara kita rakyat Suriah, termasuk korban yang terus berjatuhan, segera berakhir.

Sementara itu Menlu Marty Natalegawa saat mendapat giliran berbicara pada Konferensi Internasional tentang Suriah itu di Montreux, Swiss, Rabu kemarin mengatakan, penyelesaian masalah Suriah harus didasari penyelesaian politik yang komprehensif dan inklusif oleh rakyat Suriah sendiri. "Harus dipastikan, jangan ada keterlibatan militer dalam penyelesaian persoalan di Suriah," tegas Marty seperti dikutip situs setkab.go.id.

Untuk itu, kata Marty, masyarakat internasional harus bersatu untuk mendukung dan memfasilitasi upaya menuju penyelesaian politik itu. Menlu berharap, segera dilakukannya penghentian kekerasan bersenjata di Suriah, karena hal ini menjadi kunci untuk menghentikan tragedi kemanusiaan dan penderitaan pihak-pihak yang menjadi korban dalam konflik di negara tersebut.

Pertemuan internasional yang difasilitasi PBB ini diikuti oleh 35 negara, dan dihadiri juga oleh pihak-pihak yang bertikai di Suriah.

BACA JUGA: