JAKARTA, GRESNEWS.COM - Selain mengaku menerima uang sebesar Rp 50 juta terkait pengesahan anggaran di Komisi IV DPR, terkait proyek Sistem Radio Komunikasi Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan (Dephut) tahun 2007, Menteri Pertanian Suswono juga menyebut sejumlah nama anggota Komisi IV DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga turut menerima uang.

Namun, Suswono ketika itu menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR, mengaku tidak hapal siapa saja yang turut menerima tersebut. Dalam persidangan, ia menyebut dua nama yang juga diketahuinya menerima, yaitu Syamsul Hilal dan Tamsil Linrung.

"Syamsul Hilal kalau tidak salah dan saudara Tamsil," jawab Suswono ketika ditanya oleh Penasehat Hukum Anggoro, Thomson Situmeang mengenai siapa saja anggota Komisi IV DPR yang menerima aliran dana terkait SKRT, dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (4/6).

Tetapi, Suswono mengaku tidak mengetahui detil mengenai penerimaan oleh Syamsul Hilal dan Tamsil Linrung yang juga duduk di Komisi IV DPR ketika itu. Namun Suswono percaya bahwa keduanya mengikuti langkahnya untuk mengembalikan penerimaan tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mengingat, ada arahan Fraksi PKS untuk tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun. "(Anggota Komisi IV DPR) yang PKS pasti mengembalikan karena perintah fraksi. Yang namanya gratifikasi yang diterima pasti mengembalikan," tegas Suswono.

Sebelumnya, Tamsil Linrung memang pernah diperiksa KPK terkait penyidikan kasus SKRT, pada 24 Maret 2014 lalu. Selain itu, Tamsil juga telah diperiksa sebagai saksi dalam persidangan Yusuf Erwin Faishal, anggota DPR yang menjadi terdakwa perkara penerimaan terkait penganggaran proyek SKRT.

Dalam kesaksiannya, Tamsil mengaku sempat menerima uang berupa cek perjalanan dari Yusuf  terkait alih fungsi hutan lindung di Tanjung Api-api. Tetapi, sudah dikembalikan. Tamsil juga mengaku bahwa terdakwa Anggoro pernah menawarinya uang dalam amplop terkait proyek SKRT. Tetapi, diakuinya, hal itu ditolaknya.

Tamsil juga mengungkapkan pernah diajak bertemu oleh Anggoro lantaran mengusulkan untuk membatalkan anggaran proyek SKRT.

BACA JUGA: