JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menilai polisi tidak profesional dalam menangani kasus kecelakaan maut yang melibatkan anak Menko perekonomian Hatta Rajasa, Rasyid Amrullah Rajasa. Perlakuan istimewa ini bisa mengkerangkeng Hatta dalam Pemilu 2014.

"Akibat ulah Dirlantas Polda Metro ini bukan mustahil kasus Rasyid akan menyandera Hatta dan membuat Ketua Umum PAN ini terus menerus menjadi bulan-bulanan lawan politiknya hingga Pilpres 2014. Dampak hukuman sosial ini akan menyandera Hatta padahal belum tentu pihak Hatta menginginkan Rasyid diperlakukan sangat istimewa seperti ini," jelas Ketua Presidium IPW Neta S Pane di jJakarta, Sabtu (2/2) .

Berbagai keistimewaan diperoleh Rasyid dari pihak kepolisian, hanya karena dia anak dari besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hatta Rajasa. Padahal dalam kecelakaan ini telah merenggut nyawa dua orang. "Dirlantas Polda Metro Jaya sepertinya takut dengan keluarga besar Cikeas. Ketakutan Dirlantas ini membuat Polri kehilangan profesionalismenya, terutama jika dibandingkan dengan kasus Afriyani, Andhika, dan Novi Amelia," ujarnya

Lebih lanjut  Neta mengatakan jika Polri bersikap seperti ini, ada tiga hal yang akan terjadi. Pertama, citra Polri di masyarakat akan terpuruk. Kedua, antipati publik kepada keluarga besar Cikeas akan muncul. Ketiga, kepercayaan publik terhadap Hatta Rajasa akan menurun yang tentunya akan berdampak pada pencalonannya sebagai Presiden 2014.

Atas dasar itu, IPW berharap, jika Polri tidak profesional hendaknya kejaksaan tidak meniru cara kerja Polri. Sehingga ketika Polri melimpahkan kembali BAP kasus ini bersama tersangkanya, Rasyid, kejaksaan harus segera menahan Rasyid.

Sebab Pasal 310 UULAJR yang dikenakan kepada Rasyid sudah memenuhi unsur untuk menahan yang bersangkutan. "Jika kejaksaan ternyata mengikuti cara kerja Polri yang tidak profesional tersebut, maka runtuhlah penegakan supremasi hukum di negeri ini gara-gara kasus adik menantu keluarga besar cikeas," tutup  Neta.


BACA JUGA: