JAKARTA, GRESNEWS.COM - Hari ini ponsel anda mengalami gangguan? Tak bisa telepon, sms atau mengakses data? Tak usah khawatir. Gangguan-gangguan pada layanan beberapa operator telepon seluler mulai hari ini kemungkinan memang bakal terjadi meski tak akan berlangsung lama. Maklum, hari ini empat operator telepon seluler yaitu Telkomsel, XL Axiata, Indonesia dan Hutchison3 Indonesia memang tengah melakukan penataan frekuensi jaringan di spektrum 1.800 Mhz secara serentak.

Penataan frekuensi itu dilakukan agar segera bisa dimanfaatkan untuk menggelar jaringan seluler 4G sebelum akhir 2015 ini. "Penataan 4G di 1.800 MHz mulai kita lakukan serentak 4 Mei malam ini di Maluku dan Maluku Utara," kata Menkominfo Rudiantara saat ditemui di hotel Aryaduta, Makassar, Senin (4/5).

Menurut sang menteri, penataan dan refarming frekuensi ini dilakukan di bawah komando Kementerian Kominfo. "Refarming waktunya kurang lebih selama enam bulan. Mulainya tidak di Jawa, tapi di Maluku dan Malaku Utara. Itu artinya pemerintah dan operator ini fokus membangun tidak Jawasentris saja karena kita justru sekarang membangun dari timur," jelasnya.

Menteri yang akrab disapa Chief RA ini mengatakan, para operator telah sepakat untuk memproses penataan frekuensi 1.800 MHz dengan sistem clustering dan metode step-wise di 11 region atau 42 cluster. Step-wise berarti migrasi frekuensi dilakukan secara bergantian. Misalnya, operator A memindahkan frekuensi ke operator B dan sebaliknya hingga tercapai tujuan migrasi.

Penataan tersebut pun dilakukan pada tengah malam dan diukur tingkat keberhasilan serta kegagalannya. Ketika perpindahan dilakukan dan terjadi kegagalan, maka operator yang sedang memprosesnya mesti menghentikan terlebih dulu.

"Nanti kalau terjadi kegagalan beberapa persen, operator harus siap untuk fallback. Kemudian diulangi lagi. Itu sebabnya kita kasih waktu yang cukup sampai akhir tahun untuk melakukan perpindahan," jelas Rudiantara.

Setelah penataan rampung, keempat operator ini akan memiliki frekuensi yang berurutan dimana XL akan menempati frekuensi paling kiri dengan total 22,5 MHz, kemudian selanjutnya Tri 10 MHz , Indosat 20 MHz, dan Telkomsel di paling kanan 22,5 MHz.

Sebagai bagian dari proses penataan tersebut Rudiantara juga telah menghubungi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) terkait sosialisasi dampak yang mungkin terjadi saat dilakukan penataan.

"Sosialisasi soal refarming ini sudah saya sampaikan ke BPKN. Dampak tersebut misalnya berupa penurunan kualitas layanan untuk sementara saat penataan di malam hari," pungkas Chief RA.

Sebelumnya, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) telah mengingatkan bahwa pada saat eksekusi penataan, pengguna diharapkan menggunakan ponsel secara bijaksana, dan diusahakan tidak melakukan transaksi pembelian paket melalui layanan SMS dan UMB atau SMS Banking.

Gangguan bisa saja terjadi pada layanan suara (voice call), pesan singkat (SMS), dan akses data dengan mode GPRS dan EDGE. Gangguan ini akan sebisa mungkin diminimalisir pada jam eksekusi antara pukul 00.00-03.00 WIB.

Penataan frekuensi ini sendiri merupakan bagian dari rencana Kemkominfo untuk memaksimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk ekspansi broadband. Karena menurutnya, masa depan Indonesia akan sangat bergantung pada infrastruktur pita lebar itu.

"Masa depan kita akan soal broadband, broadband, broadband. Dan broadband ini akan jadi legacy (warisan) pemerintahan Jokowi-JK," kata Rudiantara.

Rencana untuk ekspansi broadband ini tertuang dalam Rencana Pitalebar Indonesia dalam lima tahun sejak 2014 hingga 2019. Mulai dari rencana broadband berbasis kabel hingga nirkabel, dari perkotaan hingga kabupaten dan pedesaan.

"Mengapa indonesia harus bangun broadband, itu untuk mengatasi isu internet lelet. Broadband dari akses ada fixed atau mobile. Kalau fixed, kita tidak bisa banyak-banyak karena bergantung pada jumlah telepon fixed yang cuma 8 juta. Kita akan banyak bergantung pada broadband mobile," jelas Rudiantara.

Untuk mobile broadband, setelah membuka akses 4G di 900 MHz sejak akhir 2014 lalu, rencananya akan dilanjutkan dengan penataan di 1.800 MHz. Setelah frekuensi 1.800 MHz selesai ditata dan diterapkan 4G, sasaran selanjutnya adalah implementasi di 2,1 GHz, 2,3 GHz, dan 700 MHz.

"Setelah di 1.800 MHz, tahun depan kami implementasikan di 2.100 MHz, kemudian di 2.300 MHz. Lalu kita digitalisasi penyiaran, setelah selesai pindah dari analog ke digital maka frekuensinya akan digunakan untuk broadband," pungkasnya.

Selain itu Menkominfo juga berniat membebaskan frekuensi 700 MHz yang saat ini digunakan oleh TV analog paling lambat pada 2019. "Sekarang kalau coverage sudah dari sisi penyiaran, sekarang analog dan sedang disiapkan migrasi ke digital. Sambil menunggu proses migrasi ke digital, kita bahas UU Penyiarannya terlebih dahulu," pungkas Rudiantara. (dtc)

BACA JUGA: