JAKARTA, GRESNEWS.COM - Melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika hingga level Rp13.000 ditambah kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai telah menyebabkan ketidakpastian perekonomian Indonesia. Sejumlah pihak menilai ketidakpastian ekonomi itu dinilai hampir menyerupai saat krisis ekonomi pada 1998.

Namun Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional Andin Haryanto menilai pelemahan rupiah itu masih jauh dari kondisi krisis ekonomi tahun 1998. Menurutnya, kondisi melemahnya rupiah saat itu telah membuat investasi menjadi tidak pasti sehingga menimbulkan guncangan ekonomi.

Menurut dia, krisis ekonomi 1998 karena fundamental ekonomi tidak kuat, harga saham pun melemah, investasi asing turun karena investor tidak percaya terhadap rupiah. Berbeda dengan saat ini, meskipun rupiah mengalami pelemahan tetapi investasi asing masih tetap masuk. Bahkan penerbitkan global bonds dan investor oleh pemerintah masih diminati investor. Bahkan modal yang masuk di pasar saham sudah mencapai Rp7 triliun.  "Faktor melemahnya Rupiah saat ini karena eksternal dan  hampir terjadi di semua negara," kata Andin.

Pendapat serupa juga diungkapkan anggota Komisi XI DPR Muhammas Misbakhun. Menurutnya kondisi gejolak ekonomi Indonesia saat ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada 1998. Dia menjelaskan perbedaan krisis 1998, pergerakan rupiah meningkat sangat drastis dari Rp2.000 menjadi Rp13.000. Kemudian saat itu juga cadangan devisa dan situasi politik Indonesia sangat berbeda. Ekonomi dan politik sangat terjepit. "Saat itu kan ada dorongan politik dan ekonomi," kata Misbakhun, Jakarta, (13/4).

Dia menilai pergerakan dari Rp12.000 ke Rp13.000 merupakan pergerakan yang wajar. Hal ini juga didorong oleh pengaruh eksternal seperti pengaruh perbaikan ekonomi Amerika, kemudian pertumbuhan ekonomi China pun terkoreksi. Artinya China pun mampu melakukan konsolidasi ekonomi. Menurutnya pemerintah juga mampu mengikuti jejak China yaitu dengan cara tim ekonomi pemerintah diberikan kesempatan untuk membuktikan programnya.  "Ibarat dokter, obatnya dapat dirasakan setelah beberapa waktu," kata Misbakhun.

BACA JUGA: