JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pemerintah menganggap pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang menembus angka Rp13.022 merupakan gejala normal dan masih mencerminkan fundamental ekonomi. Pelemahan rupiah pun dinilai karena faktor eksternal Indonesia.

Menanggapi pelemahan rupiah tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menilai pelemahan rupiah saat ini tidak terlepas dari pelemahan valuta asing di sekitar negara ASEAN. Bahkan Rini menilai kondisi rupiah masih tergolong kuat diantara negara-negara ASEAN.

"Kami lihat masih normal-normal saja," kata Rini.

Sementara itu, Gubernur Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pelemahan rupiah disebabkan karena faktor eksternal. Meski terjadi pelemahan rupiah, Agus meminta para perlaku pasar dan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pelemahan nilai rupiah yang sudah menyentuh Rp13.022 per dollar Amerika Serikat karena masih mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia.

Oleh karena itu, Agus mengaku Bank Indonesia telah mengantisipasi akibat dari perkembangan global tersebut. Bahkan, Agus mengaku Bank Indonesia akan melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas rupiah.

"Kondisi ekonomi Indonesia masih baik dan tidak perlu khawatir dengan rupiah," kata Agus.

Lalu bagaimana dampak pelemahan rupiah terhadap perusahaan BUMN, menurut Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) Edi Sukmoro mengaku dalam pembiayaan yang menggunakan dolar hanya untuk pengadaan spare part. Sehingga secara porsi penggunaan dolar dalam keuangan perusahaan hanya sebesar 20 persen.

Dia menjelaskan penggunaan dolar dalam pembiayaan spare part dikarenakan terdapat komponen spare part yang masih diimpor langsung sehingga menggunakan dollar. Sehingga perusahaan masih bisa mengantisipasi pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Semua dolar ini terkumpul karena pengadaan sparepart tadi," kata Edi.

BACA JUGA: