JAKARTA, GRESNEWS.COM - Rencana PT Pertamina (Persero) untuk menaikkan harga gas elpiji ukuran 12 kilogram dikhawatirkan akan menyebabkan konsumen beralih ke gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kg. Direktur Ekskutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai kenaikan itu akan berdampak terhadap peralihan penggunaan gas. Hal itu terasa dengan mulai langkanya gas elpiji 3 kg dan 12 kg.

"Pastinya akan beralih ke gas 3 kg karena sudah ada kelangkaan. Kedepan pemerintah juga harus melihat atau mengkaji harga gas 3 kg," kata Mamit, Jakarta, Kamis (14/8).

Menurut Mamit peristiwa kelangkaan gas selalu terjadi seiring dengan munculnya kebijakan kenaikan harga gas. Hal itu disebabkan karena pada awalnya pemerintah salah menerapkan standard harga pada awal konversi minyak tanah ke gas. Kemudian semua masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan gas 3 kg. "Disatu sisi dari pemerintah tidak memperkuat pengawasannya," kata Mamit menambahkan.

Oleh karena itu, Mamit mengharapkan pemerintah melakukan pengawasan distribusi gas elpiji bersubsidi agar tidak lari kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. "Pengawasan Pertamina dan BPH Migas juga harus diperketat agar penyaluran gas terutama yang bersubsidi tepat sasaran," ujarnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sendiri telah menyatakan tidak akan ikut campur terkait rencana Pertamina menaikkan harga gas elpiji 12 kg. Dahlan mengatakan rencana Pertamina itu merupakan langkah korporasi. "Saya tidak perlu mencampuri kebijakan Pertamina," kata Dahlan.

Di satu sisi, menurut Dahlan, Pertamina seharusnya berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal itu pun berlaku pada saat BPH Migas meminta kepada Pertamina untuk pengendalian BBM. "Itu urusan korporasi. Saya tidak akan turun tangan karena Menteri ESDM sudah terlebih dahulu menyelesaikannya. Saya berterima kasih kepada Menteri ESDM," kata Dahlan menambahkan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir menjamin konsumen tidak akan beralih ke Elpiji gas 3 kg karena perusahaan memiliki sistem monitoring. Sistem tersebut memiliki data agen gas di seluruh Indonesia, data tersebut juga mencakup data konsumsi atau kuota seluruh agen-agen. Ali mengatakan perusahaan tidak akan mengabulkan permintaan agen-agen jika ada permintaan mendadak dari rata-rata konsumsi.

Lagipula, menurut Ali rata-rata konsumen yang menggunakan elpiji 12 kg berasal dari kalangan kelas menengah keatas. Disatu sisi penggunaan gas tersebut menyangkut tentang kenyamanan konsumen karena jika pengguna elpiji 12 kg beralih ke 3 kg sementara masih menggunakan kompor dua sumbu, gas ukuran 3 kg akan cepat habis dalam seminggu.

Sementara gas 12 kg baru akan habis dalam waktu lebih sebulan. "Coba kalau pakai gas 3 kg dengan kompor dua sumbu. Itu seminggu saja sudah habis. Ini kan menyangkut kenyamanan" kata Ali.

BACA JUGA: