JAKARTA, GRESNEWS.COM - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengancam akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi sejumlah buruhnya jika pemerintah merealisasikan rencana menaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk industri.  "Karena hanya cara seperti itu yang dapat mengurangi beban biaya operasional," kata Ketua Umum API Ade Sudrajat, Senin (28/4).

Sebelumnya pemerintah berencana untuk menaikkan TDL untuk industri golongan menengah (I-3) bagi perusahaan yang terbuka (Tbk) dan golongan besar (I-4). Serta menetapkan tarif penyesuaian (adjusment) yang akan mulai berlaku pada 1 Mei 2014.

Alasan kenaikan ini dalam rangka mengurangi beban subsidi terhadap konsumsi listrik yang hingga kini mencapai Rp71,3 triliun. Dengan kenaikan golongan industru ini menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman pemerintah akan menghemat subsidi listrik sebanyak Rp9 triliun.

Menurut Ade kenaikan ini tidak hanya akan mengancam terjadinya PHK masal para buruh.  Kenaikan TDLini juga akan berakibat pada harga yang diperkirakan juga akan naik antara 10 persen sampai 15 persen. Akibatnya akan menghambat industri lokal untuk bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015. "Ini pasti akan berlomba-lomba menaikkan harga. Ini masalah bagi kita. Harga naik dengan begitu kita dibanjiri barang impor karena lebih murah," kata Ade.

Ade menilai kenaikkan TDL merupakan suatu keputusan yang tidak jelas,  karena industri dituntut pemerintah untuk bersaing. Tapi pemerintah malah menaikkan TDL industri yang menurunkan daya saing industri lokal.  "Ini petaka bagi kita, dimana UMP dan TDL naik. Mau tidak mau banyak karyawan yang di PHK," kata Ade.

Sementara itu, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan para buruh menolak rencana pemerintah untuk menaikkan TDL karena akan berdampak adanya PHK Massal.

Said menilai, kebijakan pemerintah menaikan TDL industri adalah langkah yang tidak tepat dan tidak memikirkan nasib buruh. Pemerintah sebaiknya membantu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN/Persero) untuk melakukan efisiensi biaya produksi listrik dengan cara mengubah penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan sumber energi yang lebih murah. "Pemerintah harus melakukan efisiensi kerja PLN dan mengubah penggunaan BBM solar dengan batu bara atau gas dalam menggerakan pembangkit dan turbin listriknya," kata Said.

Said mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran apabila ada PHK masal yang dilakukan perusahaan. Said menambahkan, isu kenaikan TDL industri yang berdampak pada PHK akan disuarakan pada peringatan May Day 1 Mei nanti.

"Bila berdampak pada PHK maka KSPI akan melakukan aksi besar-besaran pada saat May Day dan  isu ini akan disuarakan," kata Said.

BACA JUGA: