JAKARTA, GRESNEWS.COM - Harapan untuk mengembalikan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) pulih dan sehat kembali makin sulit. Rencana Merpati memulihkan diri dengan membangun jalur penerbangan menuju ke Jeddah terganjal Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Rencananya Merpati hendak menggarap jalur umroh yang selama ini belum banyak pemainnya di Indonesia.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengatakan jika ingin melakukan penerbangan menuju Jeddah, Merpati harus menghidupkan kembali Air Operator Certificate (AOC) 121 yang sudah dibekukan oleh Kementerian Perhubungan. Kemudian Merpati juga harus mengurus AOC 129 yang dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi.

"Untuk mendapatkan AOC 129, Merpati harus menghidupkan AOC 121 sebagai maskapai domestik di Indonesia," kata Bambang, Jakarta, Senin (3/3).

Meskipun Merpati melakukan penerbangan menuju Jeddah dari hasil kerjasama operasi dengan PT Amageddon, Bambang mempertanyakan selama ini Merpati memegang AOC apa untuk operasional di dalam negeri. Menurutnya jika Kementerian Perhubungan memberikan izin untuk mengajukan ke Jeddah, dapat dipastikan otoritas penerbangan Arab Saudi akan melakukan audit pemeriksaan. Ketika melakukan pemeriksaan ternyata AOC Merpati pun juga tidak ada.

Bahkan Bambang mengaku tidak mengetahui perusahaan PT Amageddon yang sudah menjalin kerjasama operasi (KSO) dengan Merpati. Dia juga mempertanyakan bergerak dibisnis apa PT Amageddon tersebut.

"Amageddon itu usaha apa? Saya tidak tahu. Sekarang yang mau dipakai itu AOC siapa. Merpati atau Amageddon? AOC Merpati itu masih beku karena itu jangan seenaknya," kata Bambang.

Bambang menjelaskan dalam dunia penerbangan ada izin tertentu yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan. Pertama, Surat Izin Angkutan Udara (SIAU) dan Surat Izin Usaha Angkutan Udara (SIUAU). Jika pemerintah memiliki kedua izin tersebut maka baru bisa disebut sebagai maskapai. Tetapi sebagai operator maskapai, juga harus memiliki izin berupa AOC.

"Dia (Merpati) tidak punya AOC, masa dia mengajukan penerbangan ke luar negeri. Selama ini dia pemegang AOC apa dulu. Ya kalau AOC tidak pegang lalu dia mau mendaftarkan ke Arab Saudi, dia mau sebagai apa," kata Bambang.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan Merpati sudah tidak bisa melakukan penerbangan di dalam negeri. Menurutnya penerbangan ke Jeddah merupakan solusi dari permasalahan yang dialami oleh perusahaan.

Dia menilai jika Merpati harus melakukan penerbangan perintis, hal itu sama saja dengan membunuh Merpati. Dahlan menilai jika izin penerbangan ke Jeddah baru dikeluarkan kalau penerbangan di dalam negeri sudah pulih, hal itu sama saja Kemenhub tidak memberikan izin Merpati untuk terbang ke Jeddah karena perusahaan mendapatkan dana darimana untuk menjalankan penerbangan dalam negeri sedangkan untuk penerbangan ke Jeddah saja biayanya ditanggung lewat kerjasama KSO.

"Kalau izin yang Jeddah baru dikeluarkan jika penerbangan di dalam negeri sudah pulih, sama dengan tidak beri izin," kata Dahlan, Jakarta, Senin (3/3).

Menurut Dahlan, kondisi Merpati saat ini tidak cocok lagi untuk melakukan penerbangan perintis karena rute perintis sudah diterbangi sejak beberapa waktu lalu oleh maskapai lain seperti Wings Air dan Susi Air. Kedua maskapai tersebut memiliki pesawat yang lebih efisien dari pesawat Merpati, sehingga secara teknologi pesawat Merpati sudah kalah.

Apalagi dalam istilah penerbangan perintis merupakan penerbangan yang disubsidi oleh pemerintah, tetapi sekarang Merpati sudah tidak diberikan subsidi oleh pemerintah. "Wings terbangkan ATR, Merpati MA60. Sehingga menurut saya, kalau terbang dalam waktu dekat ini ya KSO itu (penerbangan ke Jeddah). Tidak ada jalan lain," kata Dahlan.

BACA JUGA: