JAKARTA - Ketua Paguyuban Peduli Masyarakat dan Lingkungan Jakarta Barat, Safwan, mengatakan keinginan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memperbanyak sumur resapan air sebagai salah satu cara mengurangi banjir tak mudah direalisasikan karena akan terkendala lahan.

"Jakarta ini sudah terlalu padat oleh bangunan. Sedangkan rumah dan bangunan besar itukan menyedot air tanah sebagai sumber air bersih. Nah, ini yang menyebabkan rongga tanah kosong. Hal ini cukup menyulitkan untuk mendukung gagasan sumur resapan," ujarnya saat dihubungi, Kamis (24/1).

Dia menambahkan, semakin banyak rumah dan bangunan yang tumbuh di daerahnya, menyebabkan ada rongga kosong di dalam tanah yang akhirnya terisi oleh air laut.

Saat ini, kata dia, sulit menemukan lahan terbuka, sebagian besar lahan di Jakarta, terutama Jakarta Barat, sesak oleh kawasan permukiman.

Meski demikian, Safwan menegaskan hal itu tidak berarti langkah tersebut tak bisa diupayakan. "Sumur resapan adalah media yang bisa menghadang intrusi air laut," jelasnya.

Menurutnya, sumur resapan air memiliki arti sangat penting bagi Jakarta karena selain untuk mencegah genangan air tinggi saat banjir, sumur resapan juga berfungsi sebagai cadangan air.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi menegaskan kesiapannya menutup kantor, bank dan perumahan apabila tidak mempunyai sumur resapan.

"Mau saya paksa semuanya, kantor, bank, ataupun perumahan semuanya. Ini demi kebaikan Jakarta, demi kebaikan bersama juga," kata Jokowi, di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (21/1).

BACA JUGA: