NILAI korupsinya tidak sebanding dengan megaproyek Hambalang dan proyek Wisma Atlet, tapi dugaan korupsi pengadaan Alquran di Kementerian Agama menimbulkan dampak dan sensasi luar biasa di mata rakyat Indonesia yang mayoritas pemeluk agama Islam. KPK pun dituding tengah berupaya membuktikan hipotesis Presiden SBY bahwa partai lain lebih korup sekaligus membungkam isu korupsi yang membelit Partai Demokrat, sehingga isu korupsi beralih ke Partai Golkar.

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi menilai, pengungkapan kasus korupsi Alquran dan menangkap pelakunya Zulkarnaen Djabar dan anaknya, Dendy Prasetia, merupakan bagian dari upaya mengalihkan isu dugaan korupsi Hambalang yang membelit kader Partai Demokrat.

"Nilai korupsi Alquran nggak sebanding dengan dugaan korupsi Hambalang, tapi efeknya luar biasa di mata publik sebagai pengkhianatan besar terhadap kitab suci umat Islam," kata Adhie Massardi ketika dihubungi via telepon di Jakarta, Sabtu (30/6).

Aksi penangkapan kali ini membuktikan KPK bukan sekadar komisi antirasuah tapi berperan ganda menjadi �alat� penguasa untuk menjalankan kepentingan pemerintah berkuasa.

"Korupsi Alquran ini menunjukkan KPK memainkan peran politiknya, caranya dengan membuktikan hipotesis Presiden SBY bahwa bukan Demokrat saja yang korupsi. Setelah terungkap maka publik akan diyakinkan bahwa tuh kan Presiden benar," ungkap mantan juru bicara mendiang Presiden almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini lagi.

Pendapat senada dilontarkan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok. Pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal partai lain lebih korup ternyata benar adanya.

"Kader Demokrat memang terlibat korupsi tapi masih ada partai yang lebih korup," kata Ahmad Mubarok saat dihubungi gresnews.com, Sabtu (30/6).

Menurut Mubarok, kasus dugaan korupsi Alquran ini membuktikan parpol masih disusupi perilaku nakal oknum kadernya yang bertentangan dengan semangat pemberantasan korupsi.

BACA JUGA: