-
Walhi Kaji Data dan Informasi Bersiap Gugat Pertamina
Jum'at, 23/08/2019 13:15 WIBPertamina Mulai Pendataan Masyarakat Terdampak Tumpahan Minyak Karawang
Jum'at, 16/08/2019 22:01 WIBPresiden Jokowi Didorong Perintahkan Pertamina Bayar Kerugian Warga Karawang
Senin, 12/08/2019 22:46 WIBPertamina Siap Beri Kompensasi Masyarakat Terdampak Tumpahan Minyak Karawang
Sabtu, 03/08/2019 10:21 WIBDPR: Masyarakat Terdampak Bencana Minyak Pertamina Karawang Harus Segera Ditangani
Sabtu, 03/08/2019 08:57 WIBAmpuhkah Strategi Pertamina Hulu Energi Atasi Tumpahan Minyak?
Kamis, 01/08/2019 20:31 WIBKLHK Cek Tumpahan Minyak Pertamina di Kepulauan Seribu
Kamis, 01/08/2019 17:09 WIBPertamina Belum Beri Ganti Rugi Merata
Kamis, 01/08/2019 13:32 WIBICEL Dorong Menteri LHK Keluarkan Paksaan Pemerintahan terhadap Pertamina
Rabu, 31/07/2019 01:05 WIBKebocoran Pipa di Karawang, ICEL Desak Pertamina Bertanggung Jawab
Kamis, 25/07/2019 17:43 WIBOPEC Batasi Produksi Minyak Mentah Harga Minyak Indonesia Naik
Sabtu, 06/01/2018 08:46 WIB
JAKARTA, GRESNEWS.COM - Dampak kebjakan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memperpanjang waktu pembatasan produksi minyak mentah hingga akhir tahun 2018, telah mempengaruhi kenaikan harga minya dunia, termasuk harga minyak Indonesia atau Indonesian Cruide Price (ICP).
Tim Harga Minyak Indonesia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru-baru ini merilis, rata-rata ICP naik menjadi US$60,90 per barrel pada bulan Desember 2017, naik sebesar US$ 1,56 per barel dari sebelumnya US$ 59,34 per barel. Angka ini mencetak rekor harga minyak mentah Indonesia tertinggi sepanjang tahun 2017.
Meningkatnya harga minyak dunia, yang juga mempengaruhi harga ICP itu diduga dipengaruh beberapa faktor. Antara lain karena kebijakan OPEC yang memperpanjang waktu pengurangan produksi minyak mentah, seperti diketahui dari publikasi OPEC bahwa produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC pada bulan November 2017 turun sebesar 0,13 juta barel per hari. Sehingga produksi menjadi sebesar 32,45 juta barel per hari. Jumlah produksi minyak di bulan November ini turun dari bulan Oktober 2017 yang sebesar 32,58 juta barel per hari.
Selain itu adanya kejadian jalur perpipaan minyak terbesar di United Kingdom, North Sea Forties yang mengalirkan sekitar 450.000 BOPD minyak mengalami shut down. Gangguan ini turut mempengaruhi meningkatnya harga minyak dunia di penghujung tahun 2017.
Juga adanya beberapa Kejadian internasional yang berkontribusi terhadap meningkatnya harga minyak dunia, seperti kasus ledakan di terminal bus New York Port Authority, aksi mogok kerja buruh minyak Nigeria, meningkatnya penggunaan gasoline di Amerika Serikat saat Christmas Holiday, juga meningkatnya resiko geopolitik di Timur Tengah akibat pernyataan presiden Amerika terkait Jerusalem, serta meningkatnya permintaan minyak mentah di China.
Berikut antara lain harga minyak mentah dunia per Desember 2017
- Dated Brent: US$ 64,19 per barel.
- Brent: US$ 64,09 per barel.
- WTI (Nymex): US$ 57,95 per barel. (rm)Pemerintah Diingatkan untuk Antisipasi Kenaikan Harga Minyak Dunia
Jum'at, 10/11/2017 14:01 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Pemerintah diingatkan untuk memitigasi dan mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga minyak dunia. Gejala tersebut terlihat dari tren kenaikan harga minyak saat ini yang sudah mencapai 65 USD / Barel.
Hal itu disampaikan anggota Komisi VII DPR RI Rofi Munawar demi melihat tren kenaikan harga minyak dunia. Menurutnya jika kenaikan ini terus terjadi dalam jangka panjang maka akan mempengaruhi Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN) tahun 2018 yang telah mematok International Crude Price (ICP) di harga 48 USD/barel.
"Di tengah tren penurunan produksi minyak nasional, tentu saja situasi ini dapat membebani anggaran negara dan konsumsi publik. Mengingat hampir setengah dari konsumsi minyak nasional diperoleh dari importasi," ujar Rofi dalam keterangan tertulis, Jumat (10/11).
Pemerintah dan DPR telah menetapkan postur APBN 2018 berdasarkan asumsi makro pertumbuhan ekonomi yang dipatok 5,4 persen, inflasi 3,5 persen, suku bunga SPN tiga bulan 5,2 persen dan nilai tukar Rp 13.400 per dollar AS. Sementara harga minyak mentah Indonesia (ICP) dipatok 48 dolar AS per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hari dan lifting gas 1.200 ribu barel setara minyak per hari.
Politisi PKS ini menilai kenaikan harga BBM ini terjadi lebih banyak terkait faktor geopolitik dan kebijakan negara produsen minyak. Diantaranya imbas dari proses reformasi hukum yang terjadi di negara produsen utama minyak dunia Arab Saudi, juga penurunan rig yang beroperasi di Amerika Serikat dan kesepakatan negara-negara penghasil minyak (OPEC) untuk memotong produksi mereka.
"Tapi atas dasar itu pula, maka sudah sepantasnya Indonesia lebih cermat dalam menggunakan alokasi energi nasional," ujarnya.
Menurutnya ditengah upaya pemerintah menggenjot infrastruktur dan proyek padat modal, perlu ada langkah-langkah dan perhitungan yang cermat dalam mengantisipasi kenaikan minyak dunia ini.
Diungkapkan Rofi, sebenarnya kenaikan minyak dunia sudah dipredksi, meski selama beberapa tahun terakhir kita masih merasakan harga minyak dunia yang rendah dibawah 50 USD / barel. Hanya saja disaat kondisi minyak rendah arah pengembangan energi alternatif belum optimal dikelola. Oelh karena itu sangat dimungkinkan kenaikan minyak dunia kali ini akan berimbas langsung kepada masyarakat.
"Kita juga mengingatkan secara khusus kepada PT Pertamina sebagai operator yang menjalankan kebijakan BBM satu harga untuk menghitung secara seksama," ujar Rofi, seperti dikutip dpr.go.id.
Dalam penutupan pekan lalu minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, telah naik USD0,24 menjadi menetap di USD54,54 barel di New York Mercantile Exchange. Secara global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, naik USD0,13 ditutup pada USD60,62 per barel di London ICE Futures Exchange. (rm)Tiga Bulan Terakhir Harga Minyak Mentah Indonesia Terus Turun
Rabu, 05/07/2017 13:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) bulan Juni 2017 turun menjadi US$ 43,66 per barrel. ICP yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 2380K/12/MEM/2017 tersebut, turun sebesar US$ 3,43 per barrel dibandingkan ICP bulan Mei 2017 sebesar US$ 47,09 barrel.
"Kalau kita lihat sudah dua bulan terakhir ini ICP turun terus. ICP April sebesar US$ 49,56 per barrel, lalu turun pada bulan Mei menjadi US$ 47,09 per barrel, lalu turun lagi Juni ini menjadi US$ 43,66 per barrel," ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, seperti dikutip esdm.go.id, Selasa (4/7).
Menurut Jonan, penurunan ICP tersebut dipicu oleh penurunan harga minyak dunia. Disebutkan harga rata-rata minyak jenis Brent bulan Juni 2017 sebesar US$ 47,55 per barrel turun dari bulan sebelumnya sebesar US$ 51,39 per barrel. Demikian halnya minyak West Texas Intermediate (WTI) bulan Juni 2017 turun menjadi US$ 45,20 per barrel dibanding bulan sebelumnya sebesar US$ 48,54 per barrel.
"Rata-rata harga ICP bulan Januari-Juni 2017 menjadi sebesar US$ 48,84 per barrel," ujarnya.
Menyikapi rata-rata ICP yang berada dilevel di bawah USD 50 per barrel ini, menurut Jonan, walaupun secara nasional berdampak baik karena nilai impor menjadi lebih kecil dan dapat berpotensi menurunkan Biaya Pokok Penyediaan pembangkitan tenaga listrik, namun di sisi lain juga berpotensi menimbulkan lesunya minat investasi atau eksplorasi baru di kegiatan hulu migas.
Seiring penurunan harga minyak mentah, Presiden belum lama ini menyampaikan bahwa harga BBM Premium dan Solar tidak naik per 1 Juli 2017. Menteri Jonan juga menegaskan bahwa tidak ada kenaikan harga BBM dari 1 Juli sampai 30 September 2017. Termasuk juga untuk harga LPG 3 kg, tidak ada kenaikan.
Penyebab turunnya harga minyak dunia ini diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya;
Laporan EIA (Energy Information Administration) - USA, tingkat stok gasoline dan distillate fuel oil AS selama bulan Juni 2017 mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan Mei 2017 dimana stok gasoline di bulan Juni 2017 naik 4 juta barrel menjadi sebesar 241 juta barrel dan stok distillate fuel oil di bulan Juli 2016 naik 5,3 juta barrel menjadi sebesar 152,3 juta barrel.
Data Baker Hughes Incorporated, terdapat peningkatan jumlah rig count di Amerika Serikat pada bulan Juni 2017 sebanyak 33 rig dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 941 rig.
Turn Around Kilang di Jepang dan kecenderungan menurunnya pertumbuhan permintaan minyak mentah Jepang. Kedua, berdasarkan publikasi IEA, terdapat penurunan permintaan produk minyak mentah di Korea Selatan dan China, tulis situs resmi Kementerian ESDM.
Adapun harga ICP selama bulan Januari-Juni 2017, sebagai berikut:
Januari 2017 sebesar US$ 51,88 per barrel
Februari 2017 sebesar US$ 52,50 per barrel
Maret 2017 sebesar US$ 48,71 per barrel
April 2017 sebesar US$ 49,56 per barrel
Mei 2017 sebesar US$ 47,09 per barrel
Juni 2017 sebesar US$ 43,66 per barrel. (rm)Alasan Pola Bagi Hasil Migas Buat Daerah Perlu Dirombak
Rabu, 17/06/2015 03:00 WIBAda beberapa pilihan untuk membuat daerah penghasil mendapatkan manfaat dari pengelolaan minyak dan gas yang ada di daerahnya.
Panja Migas Telisik Impor Minyak Sonangol dan Pembubaran Petral
Jum'at, 05/06/2015 10:00 WIBPanja akan menyelidiki spesifikasi crude oil dan mekanisme impor minyak Sonangol yang kabarnya masuk tanpa prosedur resmi.