JAKARTA, GRESNEWS.COM - Dampak kebjakan  Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memperpanjang waktu pembatasan produksi minyak mentah hingga akhir tahun 2018, telah mempengaruhi kenaikan harga minya dunia, termasuk harga minyak Indonesia atau Indonesian Cruide Price (ICP).

Tim Harga Minyak Indonesia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru-baru ini merilis, rata-rata ICP naik menjadi US$60,90 per barrel pada bulan Desember 2017, naik sebesar US$ 1,56 per barel dari sebelumnya US$ 59,34 per barel. Angka ini mencetak rekor harga minyak mentah Indonesia tertinggi sepanjang tahun 2017.

Meningkatnya harga minyak dunia, yang juga mempengaruhi harga ICP itu diduga dipengaruh beberapa faktor. Antara lain karena kebijakan OPEC yang memperpanjang waktu pengurangan produksi minyak mentah,  seperti diketahui dari publikasi OPEC bahwa produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC pada bulan November 2017 turun sebesar 0,13 juta barel per hari. Sehingga produksi menjadi sebesar 32,45 juta barel per hari. Jumlah produksi minyak di bulan November ini turun dari bulan Oktober 2017 yang sebesar 32,58 juta barel per hari.

Selain itu adanya kejadian jalur perpipaan minyak terbesar di United Kingdom, North Sea Forties yang mengalirkan sekitar 450.000 BOPD minyak mengalami shut down. Gangguan ini turut mempengaruhi meningkatnya harga minyak dunia di penghujung tahun 2017.

Juga adanya beberapa Kejadian internasional yang berkontribusi terhadap meningkatnya harga minyak dunia, seperti kasus ledakan di terminal bus New York Port Authority, aksi mogok kerja buruh minyak Nigeria, meningkatnya penggunaan gasoline di Amerika Serikat saat Christmas Holiday, juga meningkatnya resiko geopolitik di Timur Tengah akibat pernyataan presiden Amerika terkait Jerusalem, serta meningkatnya permintaan minyak mentah di China.

Berikut antara lain harga minyak mentah dunia per Desember 2017

- Dated Brent: US$ 64,19 per barel.

- Brent: US$ 64,09 per barel.

- WTI (Nymex): US$ 57,95 per barel. (rm)

BACA JUGA: