JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berdebat ´panas´ dengan mahasiwa Universitas Bung Karno di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (18/12). Perdebatan keduanya tentang menjamurnya minimarket yang mengancam pasar tradisional.

Peritiwa ini bermula dari empat orang mahasiswa yang memakai jas almamater warna merah menyerobot masuk ikut bergabung dalam kerumunan wartawan yang sedang tanya jawab dengan Wagub Ahok. Dengan penuh semangat dan berapi-api mereka menumpahkan protesnya.

"Pak, begini, pasar tradisonal sekarang ini semakin terpuruk. Kita ini mau bangun pasar tradisional. Sekarang, kenyataannya banyak minimarket yang menjamur," kata salah satu mahasiswa dengan lantang.

Ahok serius mendengarkan protes mahasiswa tersebut. Sang mahasiswa melanjutkan pernyataannya. Ia mengaku baru berunjuk rasa di tempat kumpul-kumpulnya anak muda 7-Eleven di Matraman, Jakarta Pusat.

"Kami sudah melakukan unjuk rasa di 7-Eleven pusat di Matraman. Kami minta bertemu, tetapi mereka menolak bertemu. Padahal 7-Eleven seharusnya menyediakan makanan siap saji, tetapi malah menjadi minimarket sesuai Peraturan Presiden Nomor 22. Kami menuntut Wagub, mana janji Anda, Pak!" ujar mahasiswa itu dengan nada tinggi.

Mendengar nada keras mahasiwa itu, Ahok naik pitam. Ia menegaskan belum mengeluarkan satu izin pun. "Yang jelas, sampai saat ini kami belum mengeluarkan izin satu pun. Makanya, kami ini kan baru dua bulan. Anda maunya saya ngomong sopan santun kan. Anda mahasiswa, saya juga mahasiswa dulu. Anda aktivis, saya juga mantan aktivis. Sama," ucap Ahok dengan nada tinggi.

"Makanya kita duduk. Ngomong. Saya ini baru dua izin yang sudah keluar. Kami ingin kaji, Anda kalau cabut izin di PTUN-kan orang dan kita kalah. Uang rakyat juga yang bobol di APBD. Ya semuanya ada kajiannya. Nggak kayak mahasiswa langsung main berantem saja. Kalau berantem, aku lebih jagoan," Ahok menambahkan.

Mahasiswa tersebut mendengarkan penjelasan Ahok. Sementara tiga temannya menonton dari kejauhan. "Bukan masalah itu, Pak, kita bukan bicara masalah mahasiswa, Pak," jawab mahasiswa tersebut.

"Makanya saya bilang, Anda jangan teriak-teriak, tenang saja. Kami ini baru dua bulan dan kami katakan, kami belum keluarkan izin satu pun. Kalau kami sudah keluarkan izin, Anda boleh maki-maki kami, mana janjinya?" kata Ahok dengan emosi.

"Ini saya agak marah karena Anda bilang, mana janjinya? Kami baru dua bulan, Bung. Jadi Anda jangan pakai janji Anda tadi. Kalau Anda tidak singgung itu, saya tidak marah," lanjut Ahok yang marah, sambil menunjuk ke arah mahasiswa tersebut.

Mahasiswa itu tetap memperhatikan Ahok. Ia sedikit terlihat gugup. "Ya kami mau bicarakan penjamuran pasar, Pak," ucap mahasiswa sambil berusaha meluruskan.

"Ya, makanya saya katakan, itu bukan izin kami. Kami sudah minta Dinas UKM beli 1.500 tempat di pasar tradisional. Tanya sama UKM. Anda kalau jual tanah kasih tahu saya, saya mau beli. Kita akan bikin pasar, masih nggak cukup," Ahok menerangkan.

"Jangan gunakan kalimat mana janji Anda. Saya tidak suka kalimat mana janji Anda, tahu nggak!" lanjut Ahok seraya bergegas ke dalam mobil dinasnya.

BACA JUGA: