JAKARTA - Kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet100, 9 Mei, disebabkan obrolan antara calon pembeli dengan pilot selama 38 detik. Obrolan itu mengalihkan konsentrasi pilot dalam mengendalikan pesawat sehingga menyebabkan kecelakaan dan menewaskan semua penumpang.

"Ada distraksi (adalah pengalihan dari fokus perhatian) 38 detik obrolan pilot dengan pihak pembeli," kata Ketua Tim penyidik kasus Sukhoi Mardjono Siswosuwarno di Jakarta, Selasa (18/12). "Percakapan tersebut ditemukan di dalam Cockpit Voice Recorder (CVR) yang berdurasi dua jam."

Mardjono menerangkan pada detik-detik terakhir menjelang jatuhnya pesawat terekam jelas adanya pembicaraan antara pilot dan pihak calon pembeli pesawat, dan pembicaraan ini dianggap sebagai gangguan dalam komunikasi.
 
Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi, Tatang Kurniadi, menambahkan saat melakukan penerbangan  terdapat tiga orang yang duduk di dalam kokpit. Satu di antaranya adalah pilot in command yang bertugas sebagai pilot yang mengemudikan pesawat, kemudian satu orang adalah pilot monitoring dan yang duduk di tempat duduk observer adalah seorang wakil calon pembeli. "Ya calon pembeli itu ingin tahu lebih lanjut tentang fitur pesawat yang ada."

Lebih lanjut Tatang mengatakan ada tiga faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan Sukhoi Superjet100 tersebut, satu di antaranya adalah terjadi pengalihan perhatian terhadap awak pesawat dari percakapan yang berkepanjangan dan tidak terkait dengan penerbangan, sehingga hal tersebut menyebabkan pilot yang menerbangkan pesawat tidak segera mengubah arah pesawat ketika pesawat keluar dari orbit tanpa disengaja.

BACA JUGA: