JAKARTA, GRESNEWES.COM - Seperti tahun-tahun sebelumnya, memasuki Januari maka hujan deras mengguyur Jabodetabek. Banjir pun terjadi di sejumlah kawasan di Jakarta. Untuk mengatasi itu sejumlah pejabat daerah di Jabodetabek berkumpul membahas penanggulangan banjir.

Rapat dilakukan secara tertutup di Pos Pemantauan Bendung Katulampa. Selain Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) rapat ini dihadiri oleh pejabat daerah penyangga Jakarta. Yaitu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Bupati Bogor Rachmat Yasin, Wakil Walikota Bogor Diani Budiarto, Wakil Walikota Depok Idris Abdul Shomad, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) T Iskandar, Wakil Bupati Bekasi Rohim Mintareja, Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu, dan Dirjen SDA, Muhammad Hasan.

Pertemuan tersebut untuk membahas permasalahan sodetan Ciliwing-Cisadane terkait dengan upaya penanggulangan banjir. Sebelumnya, Jokowi mengatakan untuk pembuatan sodetan Ciliwung-Cisadane masih dalam proses. Sodetan Ciliwung Cisadane sudah dicetuskan sejak tahun 2000. Ide ini kembali dicetuskan saat Jakarta mengalami banjir besar hari Senin (13/1).

Sodetan sepanjang 1,9 km ini akan sangat membantu rencana sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur yang dikerjakan oleh Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayang Ciliwung Cisadane. Lokasi sodetan ini rencananya dimulai dari Bogor, sekitar 200 meter setelah Pintu Air Katulampa. Sayangnya, proyek ini belum terealisasi karena warga Tangerang dan bupatinya menolak proyek ini.

Sebelumnya Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen menolak ide ini karena akan berdampak pada pertambahan debit air sungai Cisadane dan merendam 3 kecamatan di wilayah Tangerang termasuk kawasan Bandara Soekarno-Hatta.

Nah ada 3 poin besar yang disepakati dalam rapat pengendalian banjir di Bendung Ciliwung Katulampa (BCK) Bogor. Mulai dari pembangunan hingga penataan infrastruktur. Pertama, kata Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Muh. Hasan, ada komitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan. Kedua, memprioritaskan penanganan wilayah-wilayah yang rawan banjir seperti Kampung Pulo dan Kalibata, Jakarta. Ketiga, menambah infrastruktur untuk menanggulangi banjir Jakarta.

Khusus untuk penambahan infrastruktur, kesepakatan itu diperinci lagi menjadi hal-hal sebagai berikut:
1. Pembangunan dua waduk di Ciawi Bogor, sebelumnya hanya satu waduk.
2. Juga akan dibangun satu sodetan berupa terowongan.
3. Kedua proyek tersebut dimulai pada awal tahun 2015.

Selain pembangunan waduk, peserta rapat juga menyepakati normalisasi situ di daerah penyangga Ibukota seperti Bogor, Depok dan Tangerang. Di Bogor sendiri, kata Rachmat Yasin, terdapat 93 situ alami yang dapat menampung air sebelum mengalir ke Jakarta. "Jakarta harus kita jaga bersama," kata Rachmat.

Ia menyebut 93 situ alami di Kabupaten Bogor yang dapat difungsikan untuk mengendalikan banjir di Jakarta akibat luapan sungai Ciliwung. Namun situ-situ tersebut masih belum berfungsi optimal. Akhirnya justru menambah debit air yang mengalir menuju Jakarta.

"Harus dilakukan normalisasi, harus bisa menampung air lebih banyak agar tidak banyak air yang mengalir ke Jakarta," jelasnya.

Rahmat Yasin menambahkan tahun ini pembebasan lahan untuk waduk akan dimulai. "Dananya dari Pemprov DKI," katanya.

Namun rapat di Bendung Ciliwung Katulampa Bogor tak dihadiri oleh Walikota Tangeran Arief Rachadiono Wismansyah dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. Dimungkinkan, rencana pembangunan sodetan Ciliwung Cisadane belum bisa terwujud dalam waktu dekat.

"Rencana pembangunan sodetan dari Ciliwung ke Cisadane secara umum sudah disetujui, tapi masih perlu bicara dengan bupati dan walikota Tangerang karena tidak datang," kata Jokowi.

Ia mengatakan, pembangunan sodetan bukan untuk memindahkan banjir. Namun mengelola debit air yang masuk. "Itu ada pintu pengaturnya. Kalau Cisadane tidak ada air, akan dibuka," katanya.

Jokowi mengatakan, pembangunan sodetan ini rencananya akan dilakukan di awal tahun 2015. Saat ini pihaknya akan mulai melakukan pembebasan lahan. "Kita menyiapkan anggaran ke sana, mudah-mudahan awal 2015 pembangunan fisik sudah dapat dimulai," katanya.

(dtc)

BACA JUGA: