JAKARTA, GRESNEWS.COM - Banjir yang melanda Jakarta akhir-akhir ini tak luput dimanfaatkan sejumlah partai politik untuk meraih simpati dengan memberikan bantuan, dengan harapan agar masyarakat memberikan suaranya pada pemilu mendatang.

Pengamat tata kota Yayat Supriyatna tidak sepakat dengan perilaku tokoh politik yang beramai-ramai menolong masyarakat yang terkena banjir dengan maksud ada "udang di balik batu". Yayat menilai saat ini masyarakat memerlukan pertolongan dari orang yang bebas unsur politik.

Di satu sisi, kata Yayat, pejabat setempat harus mampu berkoordinasi dengan pihak terkait agar penanggulangan banjir di Jakarta dapat diselesaikan. "Kita sudah capek berbicara banjir nanti malah dikaitkan dengan pemilihan legislatif lah, kemudian pemilihan presiden lah," kata Yayat kepada Gresnews.com, di Jakarta, Sabtu (18/1).

Yayat meminta para tokoh politik saat membantu korban banjir jangan dikaitkan dengan agenda politik,  karena jika membantu dengan embel-embel politik, permasalahan penanganan banjir tidak akan terselesaikan. Bahkan para tokoh politik tersebut akan membanjiri masyarakat dengan banjir janji dan banjir kampanye pada April mendatang.

Untuk itu, Yayat mengajak kepada seluruh masyarakat agar terlibat dalam penyelesaian bencana banjir yang melanda Ibukota Indonesia. Dia menilai dengan adanya keterlibatan masyarakat nantinya bencana banjir akan dapat diatasi. "Jangan nanti tiap banjir ribut terus, banjirnya sudah reda kita diam. Selalu begitu," kata Yayat.

Yayat mengungkapkan untuk penanganan banjir di Jakarta, tentunya pemerintah harus mempercepat pembangunan dua waduk yang berada di daerah Bogor. Menurutnya, dengan pembangunan dua waduk tersebut, besaran air yang berasal dari Bogor nantinya bisa ditahan sehingga tidak mengalir ke Jakarta.

Bahkan Yayat memperkirakan banjir akan terus berlangsung hingga esok hari mengingat saat ini intensitas hujan di Puncak, Bogor, terus mengalami peningkatan. Untuk itu pemerintah daerah harus memiliki persiapan jangka pendek dengan menyiapkan pompa penyedot air yang sangat besar sehingga air tersebut bisa dialirkan ke laut. "Harus mempercepat pembentukan sodetan agar mengurangi penampungan air yang berada di banjir kanal barat dan kanal timur," kata Yayat.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan status pintu air Manggari masih berada di posisi siaga 1 dengan ketinggian 960 sentimeter (cm). Bahkan status pintu air Karet juga berada di Siaga I dengan ketinggian air 890 cm.

Meski demikian, tinggi muka air di Katulampa dan Depok masih berada kondisi aman atau berada di posisi siaga III. Dia menambahkan Sabtu siang tadi ketinggian air di Katulampa berada di 100 cm dari batas normal 80 cm. "Kalau di pintu air Depok itu 220 sentimeter, lebih tinggi 20 sentimeter dari batas normal," kata Sutopo.

BACA JUGA: