JAKARTA, GRESNEWS.COM - Sejak kemarin hingga hari Senin (13/1) ini hujan mengguyur Jakarta. Sejumlah lokasi pun mengalami kelumpuhan lalu lintas akibat banjir.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mencatat sebaran wilayah banjir di Jakarta meningkat tiap tahunnya. Juru Bicara Walhi bidang Bencana Ekologis Mukri Priyatna mengatakan tahun 2013 tercatat dari 34 peristiwa banjir, sedikitnya 163 kelurahan dari 36 kecamatan yang terendam banjir.

"Kalau pada tahun 2012 hanya 44 kelurahan dari 28 kecamatan, maka tahun 2013 meningkat jadi 163 kelurahan dari 36 kecamatan," kata Mukri kepada Gresnews.com, Senin (13/1).

Meluasnya wilayah sebaran banjir diakibatkan karena implementasi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak optimal. Menurutnya selama ini pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) hanya melakukan aksi "pemadam kebakaran" dan tim penyelamat saat masalah terjadi.

Menurut Mukri dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa bencana dikategorikan menjadi dua faktor, pertama karena alam dan kedua karena manusia. Menurut Walhi bencana banjir yang terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya dikategorikan dalam bencana ekologis yang dipicu karena praktik-praktik manusia.

Dalam Pasal 1 Ayat (3) UU Nomor 27 Tahun 2007 disebutkan bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Praktik manusia itu, kata Mukri disebabkan karena berubahnya fungsi lahan hijau dan hutan akibat pembangunan di wilayah rural Jakarta.

Akibatnya Jakarta yang merupakan wilayah tergolong rendah dari permukaan laut selalu mendapatkan banjir "kiriman" bila curah hujan meningkat. Ada delapan faktor yang diidentifikasi oleh Walhi sebagai penyebab banjir.

Pertama permasalahan hulu, dimana berubahnya fungsi hutan. Kedua, resapan air yang buruk, seperti situ dan rawa yang sudah hilang fungsinya. Ketiga, sedikitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Keempat, rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS). Kelima, pendangkalan dan penyempitan badan sungai. Keenam, drainase yang buruk. Ketujuh perubahan cuaca yang mengakibatkan curah hujan berbeda antara wilayah yang satu dan yang lainnya. Dan kedelapan adalah karena posisi geografis Jakarta yang rendah. Kedelapan masalah itu yang tidak diantisipasi oleh pemerintah.

"Undang-Undangnya sudah bagus tapi implementasinya yang buruk," imbuh Mukri.

Menurut Mukri dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang Pasal 69 Ayat (2) disebutkan bahwa setiap orang yang melanggar dan mengakibatkan kerugian harta benda dan atau kerusakan barang maka dapat dipidana maksimal delapan tahun kurungan dan denda maksimal sebesar Rp 1,5 miliar. Bahkan di Ayat (3) berbunyi bila mengakibatkan kematian seseorang dipidana maksimal 15 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar.

Seorang Relawan Tim SAR, Wisnu Wiryawan mengatakan terjadi bencana moral yang dikenal dengan moral hazard. Menurut Wisnu bencana moral ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat yang tinggal di Jakarta dengan kondisi banjir yang biasa datang ketika hujan turun dengan intensitas tinggi.

"Solusinya sudah tepat seperti relokasi warga dari pinggiran sungai, tapi tingkat awareness-nya itu yang kurang," kata Wisnu kepada Gresnews.com pada Senin (13/1).

Wisnu menambahkan berdasarkan pengalamannya menjadi relawan sejak 2002, kebanyakan warga yang masuk dalam sebaran wilayah banjir terlalu menggampangkan permasalahan itu. Biasanya ketika petugas setempat sudah mengumumkan bahwa kondisi di pintu air sudah mencapai ketinggian siaga, warga belum mau mengungsi.

Hal inilah yang menyebabkan penanganan bantuan agak terhambat. Pemerintah daerah sendiri menurut Wisnu saat ini sudah mulai menunjukkan kemajuan dengan relokasi para penduduk yang tinggal di sekitar DAS sungai Ciliwung dan sungai Cisadane. Relokasi itu menjadi penting karena ada upaya pelebaran badan sungai sehingga dapat menampung debit air sungai ketika intensitas hujan meningkat.

Ketinggian air di lokasi banjir di Jakarta ini bervariasi, mulai dari 20 centimeter (cm) hingga 100 cm lebih. Berikut 49 titik lokasi banjir berdasarkan catatan Polda Metro Jaya:

1. Jakarta Utara
- Jl Yos Sudarso arah Priok, samping gerbang Tol Podomoro genangan setinggi 20 Cm
- Jl Kelapa Gading 3, genangan setinggi 20 Cm
- Jl Kramat Jaya, banjir setinggi 40 cm
- Jl Mangga Dua Raya, Mangga Dua Square, genangan setinggi 20 Cm

2. Jakarta Pusat:
- Jl Cempaka Putih Timur depan pengadilan, 40 cm
- Jalan Benteng Utara samping Katedral, 15 cm
- Jl Bendungan Hilir depan RSAL Mintohardjo, 40 cm
- Jl Sumur Batur depan SMA 5, setinggu 40 Cm.

3. Jakarta Barat:
- Depan Citraland, Grogol, ketinggian 40 Cm
- Jl Rawa Buaya arah Puri Kembangan, setinggi 20 Cm
- Ring Road arah TL Cengkareng depan STT PLN setinggi 25 Cm
- Jalan Panjang, depan Halte Busway Pos Pengumben, setinggi 25 Cm
- Jl Panjang Greenvile Perumahan Taman Ratu, setinggi 25 Cm
- Jl Cendrawasih atah Rawa Belong, setinggi 30 Cm
- Jl Pos Pengumben depan Perum Kelapa Dua, 30 Cm
- Jalan Daan Mogot di depan kantor Satpassim, genangan 30-50 Cm
- Tubagus Angke arah Pesing, 40 Cm
- Jalan Panjang Green Garden, 30 Cm.

4. Jakarta Selatan:
- Depan Stasiun Kereta Tanjung Barat, genangan setinggi 30 Cm
- Jl tB Simatupang depan kantor DPP PAN, setinggi 80 Cm
- Jl Ciledug Raya depan ITC Cipulir, setinggi 30 Cm
- Jl.TB Simatupang depan Gedung Graha 30cm
- Jl.Kebagusan 1 20cm
- Jl.Kemang Raya depan Kemcik 50cm
- Jl.Kemang Utara 9 100cm
- Jl.Kebagusan 1 20cm
- Jl.Duren Bangka 100cm
- Jl.Bank Prapanca 100cm
- Jl.Ciledug Raya depan pool ratax 30cm
- Jl.Swadarma 20cm
- Jl.Jagakarsa Pasar Lenteng Agung 100cm
- Jl.Abd Syafei depan gudang peluru 60cm
- Jl.H.Ipin Pondok Labu 30cm
- Jl.Lebak Bulus 3 30cm

5. Jakarta Timur:
- Perum Kampung Pulo 200 cm
- Jl Raya Hek depan pool blue bird 50 cm
- Jl.Jatinegara Barat 30cm
- Kalisari Pasar Rebo 50cm
- Kampung Kramat Makasar 100cm
- Rusun Bidara Cina 100cm
- Bawah FO Kalibata 100cm
- Tol Jagorawi Km 4 20cm
- Kebon Pala 1 jatinegara 30cm
- Jl Cililitan Kecil 1 Kramat Jati setinggi 30 Cm
- Jl Pintu 1 TMII depan Tamini Square, 30 Cm.

BACA JUGA: