JAKARTA, GRESNEWS.COM - Setelah melalui negosiasi yang panjang, Paket Bali yang diperjuangkan Indonesia pada Konferensi Tingkat Menteri ke-9 World Trade Organization (WRO) di Nusa Dua, Bali, yang ditutup pada Sabtu (7/12), akhirnya disepakati. Paket Bali itu berisi proposal tata perdagangan yang lebih adil bagi semua negara. 

"Alhamdulillah, Bali Paket akhirnya telah bisa dicapai," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sperti dikutip laman presidenri.go.id, Sabtu (8/12)

Paket Bali, yang merupakan proposal Indonesia sebagai tuan rumah, untuk menghadirkan tata kelola perdagangan yang adil, disepakati pada KTM ke-9 WTO yang berlangsung siang tadi di Bali. Paket Bali yang dimaksud adalah berisi paket least developed countries, paket fasilitas perdagangan dan paket pertanian.

Menurut SBY, ini merupakan awal yang baik dalam tata perdagangan internasional. "Sebuah awal baru yang baik, dengan catatan negosiasi berikutnya lagi harus ada fleksibilitas, memberi dan menerima. Yang penting, developing countries, negara berkembang, dan petani, juga diperhatikan dalam tata perdagangan yang fair and justice. Free and fair. Not only free trade, but free and fair trade. Ideologi kita begitu" ujar SBY.

Presiden menegaskan, semua negara dan kepentingan haruslah diperhatikan dalam sebuah tata perdagangan yang adil. "Bebas dan adil. Bukan hanya perdagangan bebas, tetapi perdagangan yang bebas dan adil. Ideologi kita begitu," ujarnya.

Pernyataan Presiden SBY itu menanggapi telah dicapainya kesepakatan pada KTM WTO untuk mengurangi hambatan perdagangan yang dapat menambah US$ 1 triliun ke dalam perdagangan dunia. KTM WTO juga sepakat untuk mengurangi batasan ekspor dari negara miskin dan memberikan ruang yang lebih besar bagi negara berkembang untuk memberikan subsidi guna mengamankan pasokan pangannya khususnya bagi rakyat miskin.

Kesepakatan ini akan membuka lowongan pekerjaan bagi 21 juta orang, dimana 18 juta berada di negara-negara berkembang. Kesepakatan dicapai setelah Kuba yang sebelumnya menolak akhirnya melunak, setelah Amerika Serikat (AS) menyatakan kesediaan untuk menghentikan embargo produk Kuba. Kesepakatan tersebut lahir setelah rapat maraton dengan 159 negara yang berlangsung hingga Sabtu dini hari tadi.

Ketua WTO Roberto Azevedo juga memuji tercapainya kesepakatan itu.  "Untuk pertama kalinya sejak dibentuk (1995), WTO akhirnya mencapai sebuah kesepakatan," ujarnya.

(GN-04)

BACA JUGA: