JAKARTA, GRESNEWS.COM - Isu seputar reshuffle kabinet makin santer saja, hal itu membuat panik para menteri pembantu presiden Joko Widodo. Sampai-sampai Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bermanuver dengan melaporkan seorang menteri yang dianggap mengatai Presiden ke RI-1 tanpa mengungkap identitasnya. Hal itu disampaikan Tjahjo pada Minggu 28 Juni 2015.

Entah ada maksud apa Tjahjo mengumbar hal tersebut, yang jelas nyata terlihat para menteri saat ini sedang saling sikut menjaga posisi mereka agar tidak kena reshuffle.   Ketua MPR Zulkifli Hasan menyayangkan kegaduhan tersebut.

Menurutnya Kabinet Kerja adalah satu kesatuan, apapun yang terjadi itu merupakan masalah internal yang tidak layak menjadi konsumsi publik. "Jadi menurut saya kurang pas kalau ada antarmenteri saling menyerang. Tidak baik," kata Zulkifli Hasan kepada wartawan usai mengantarkan undangan Sidang Tahunan MPR ke Presiden Jokowi di Istana Negara, Jumat (3/7).

Zulkifli  mengatakan saling serang atau yang disebut politicking antar menteri dapat mengurangi wibawa Presiden Jokowi. Jika ada hal yang kurang baik, sebaiknya dilaporkan ke Presiden secara tertutup, tak perlu melempar isu ke publik lewat media.

"Kalau sudah bicara di publik, apalagi antarsatu menteri dengan menteri lain, itu saya khawatir bagai menepuk air tapi terkena muka sendiri. Jadi kalau membuka apalagi menyerang temannya di publik itu tentu tidak baik di kementerian, tidak baik bagi kabinet, tidak baik bagi Presiden," ujar Zulkifli mengkritik.

Manuver Mendagri Tjahjo Kumolo melaporkan seorang menteri yang dianggap mengatai Presiden ke RI-1 membuat resah menteri lain. Lebih dari itu, manuver ini dinilai bisa mengganggu citra Presiden.

MEMBUAT RESAH - Seorang menteri yang enggan diungkap identitasnya merasa resah karena Tjahjo tak sekalian mengungkap menteri dimaksud. Jika tak mau mengungkap, lebih baik sekalian tak usah melempar isu ke publik agar tak mengundang keresahan.

Manuver Tjahjo pun dicurigai sebagai upaya untuk memberi tekanan ke Presiden Jokowi agar segera mereshuffle kabinet. Politikus Golkar Bambang Soesatyo pun turut berkomentar bila kasus seperti ini diumumkan kepada publik, tentu menimbulkan kegaduhan dan memancing intrik politik.

"Seperti ada kesengajaan menambah tekanan kepada Presiden agar segera melakukan reshuffle kabinet," kata Bendahara Umum Golkar hasil Munas Bali, Bambang Soesatyo, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (3/7).

Menurutnya perilaku saling serang sesama menteri sangat memprihatinkan. Bukannya mendukung Presiden Jokowi menjaga soliditas kabinet kerja, para menteri justru melakukan tindakan yang berpotensi menghancurkan citra kabinet di mata publik.

Bagi Bambang, ungkapan kepada publik bahwa ada seorang menteri mengejek Presiden Jokowi adalah cerminan dari perilaku kekanak-kanakan. Menurut Sekretaris FPG DPR ini, para menteri seharusnya berkoordinasi dengan baik.

"Itu namanya konyol dan sama sekali tidak beretika. Sebagai sesama pembantu Presiden,  para menteri harusnya tidak boleh gagal paham bahwa penuturannya itu telah merusak soliditas dan citra kabinet di mata publik, dan juga mempermalukan Presiden Jokowi," kritiknya.

RINI SOEMARNO JADI SASARAN? - Banyak yang menganggap  Tjahjo sedang  membidik Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Rini Soemarno. Apalagi kolega Tjahjo di PDIP, Masinton Pasaribu mengatakan bahwa menteri yang menghina Presiden itu adalah menteri perempuan.

Dia menjelaskan menteri itu bukan dari partai politik melainkan profesional dan bergerak di bawah koordinasi bidang perekonomian. Merujuk ke struktur kabinet, maka menteri yang ada di bawah kendali Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ada sepuluh menteri.

Yakni, Kementerian Keuangan, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat, Kementerian pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Dari daftar itu, hanya ada dua menteri perempuan yakni, Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan yakni Siti Nurbaya dan Menteri BUMN Rini Soemarno. Siti diketahui berangkat dari Partai Nasdem dan Rini adalah profesional. Maka tembakan mengarah ke Rini. Namun  belakangan muncul isu santer suara di rekaman yang dimiliki Mendagri Tjahjo itu adalah suara laki-laki. Menteri itu sedang berada di luar negeri saat isu panas ini diembuskan.

RESHUFFLE SETELAH LEBARAN  - Perombakan kabinet sendiri nampaknya benar terjadi. Ketua MPR sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengaku memberikan masukan kepada Presiden Jokowi soal perombakan kabinet (reshuffle).

Zulkifli meminta agar perombakan kabinet itu dilakukan jelang setahun umur Kabinet Kerja. Dan Presiden Jokowi pun, kata Zulkifli menyetujuinya.  

Menurutnya kurang baik jika masalah reshuffle kabinet ini santer dibicarakan saat bulan Ramadan. Sebab pemerintah harusnya lebih fokus untuk menghadapi Ramadan dan Lebaran Idul Fitri.

Selain itu, Zul menilai para menteri saat ini tengah sibuk-sibuknya bekerja. "Jadi saya kira tidak bijak kalau kita ramai soal reshuffle di bulan suci Ramadan, sementara menterinya lagi pontang panting kerja sana sini mukanya sampai bengep-bengep," ujarnya.

Zul pun menyarankan agar Presiden Jokowi melakukan perombakan kabinet jelang satu tahun usia Kabinet Kerja Jokowi-JK, yakni sekitar akhir Agustus atau awal September 2015. "Nah saya kira setelah lebaran lah, apakah itu akhir Agustus atau September. Saya kira baru bicara soal itu baru layak, jadi sekarang fokus dulu," kata Zul. (dtc)

BACA JUGA: