JAKARTA, GRESNEWS.COM - Aktivitas vulaknik Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali dinilai masih tetap tinggi pasca erupsi beberapa hari terakhir. Sejak 7 (tujuh) hari kemarin aktivitas vulkanik Gunung Agung tercatat terjadi peningkatan sejak statusnya ditingkatkan level IV atau awas.

Pantauan Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tanggal 27 November 2017 pukul 06:00 WITA erupsi yang terjadi pada Gunung Agung sudah memasuki fase magmatik yang ditandai dengan keluarnya lava dari dalam kawah.

Aktivitas-aktivitas vulkanik selama satu minggu telah menunjukkan aktivitas Gunung Agung meningkat. Selain itu aktivitas kegempaan tremor juga sudah sering terjadi. "Bahkan tadi malam itu gempa tremor di beberapa tempat di seismograf hingga over scale menunjukkan skalanya sudah besar," ujar Kepala PVMBG, Kasbani hari ini seperti dikutip esdm.go.id.

Menurutnya, erupsi Gunung Agung sudah memasukki fase magmatik, yang akan menimbulkan letusan yang lebih besar daripada yang freatik. "Erupsi magmatik ditandai keluarnya lava dari dalam kawah dan erupsi-erupsi juga sudah banyak melontarkan abu," tambah Kasbani.

Berdasarkan pengamatan visual Gunung Agung dari Pos PGA Agung di Rendang aktivitas menunjukkan penurunan sejak tanggal 20 Oktober 2017 dengan asap dari bibir kawah hingga setinggi 50-500 meter.

Sejak 20 Oktober 2017 kegempaan yang terekam oleh seismograf terus menurun jumlahnya, terutama jenis gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan gempa Tektonik Lokal (TL). Pola perubahan energi seismik untuk periode krisis Gunung Agung juga mengindikasikan penurunan dan mengalami percepatan yang semakin lambat dan cenderung mengarah ke fase relaksasi.

Hasil pemantauan menggunakan drone yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2017 menunjukkan aktivitas hembusan gas di dalam kawah relatif menurun intensitasnya dibanding hasil pemantauan pada 20 Oktober 2017.

Demikian juga dari hasil pemantauan termal dengan menggunakan citra satelit Sentinel-2, Intesitas anomali termal pada bulan Oktober 2017 cenderung menurun dibanding dengan bulan September 2017. Citra Satelit ASTER TIR juga mengindikasikan adanya penurunan luas area panas di dalam Kawah Gunung Agung.

Badan Geologi melalui PVMBG dan Pos Pengamatan Gunungapi Agung menyakatan terus memantau perkembangan kegiatan vulkanik dan senantiasa berkoordinasi dengan satuan pelaksana (satlak) Kecamatan dan BPBD Kabupaten Karangasem tentang penanggulangan bencana erupsi Agung.

Perkembangan terkini dan informasi lainnya tentang bencana geologi di Indonesia, dapat dipantau melalui aplikasi "MAGMA Indonesia" yang dapat diunduh di Google Play untuk ponsel berbasis Android. (rm)

BACA JUGA: