JAKARTA, GRESNEWS.COM - Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menegaskan, Partai Golkar serius untuk mendukung Joko Widodo di ajang Pemilihan Presiden 2019. Golkar, kata Idrus, bahkan sudah melakukan sosialisasi Joko Widodo sebagai Capres 2019 terlebih dahulu, sebelum deklarasi dukungan yang dilakukan relawan Jokowi yang tergabung dalam Pro-Jokowi (Projo).

"Sejak diputuskan tanggal 28 Juli 2016. Kita sudah mensosialisasikan, itu foto ada," kata Idrus Marham di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (9/9).

Dalam sosialisasi tersebut, lanjut dia, Golkar menulis dalam spanduk sebagai Calon Presiden bukan Presiden. Sehingga Golkar mendukung Jokowi sebagai Capres sangat serius.

"Dan kita tulis sebagai capres bukan presiden. Artinya ini sudah tahapan sosialisasi dan sekaligus penguatan Golkar dukung Jokowi tak main-main. Kita sosialisasi mulai dari foto, pikiran-pikiran, diskusi nawacita program yang ada," kata Idrus.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memberi pengarahan dalam Rakernas III Pro-Jokowi (Projo). Jokowi mengingatkan bahwa tahun depan memasuki tahun politik. "Projo ini kalau saya ke daerah, pasti yang paling militan. Militan itu kalau ada apa-apa pasti ada," kata Jokowi dalam pembukaan Rakernas III Projo di Sport Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (4/9).

Jokowi lalu berkata bahwa pada September 2018, pasangan capres-cawapres untuk 2019 sudah ditetapkan. Tapi Jokowi belum menyatakan apakah dirinya akan maju lagi. Meski begitu, para simpatisan Projo mengacungkan 2 jari dan berteriak ´dua periode´.

"Tahun depan sudah masuk tahun politik, rame-ramenya lebih kenceng, tapi saya sampaikan ke para menteri semua fokus saja pada pekerjaan, kerja, karena pemerintah kerja untuk rakyat. Jangan-jangan, belum-belum sudah mau kampanye, nggak usah!" ujar Jokowi.

Kehadiran Jokowi di Rakernas Projo sendiri dikritik Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Fadli menganggap Jokowi kurang fokus menyelesaikan kerjanya dengan menghadiri Rakernas Projo. Fadli juga mempertanyakan kapasitas Jokowi saat menghadiri Rakernas Projo.

"Seharusnya seorang presiden itu ketika dia diberi amanah selama 5 tahun ya fokus di dalam amanahnya untuk mencapai janji-janji dan visi-misinya," cetus Fadli.

"Kalau orang lain yang ngomong sih bisa, tapi bagi seorang presiden biasanya tidak lazim, kecuali itu pertemuan tertutup. Ini kan pertemuan terbuka, nah dia datang ke situ sebagai apa? Apakah sebagai presiden atau calon presiden?" imbuh Fadli.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, yang saat itu mendampingi Jokowi ke Rakernas Projo, pun memberi klarifikasi. Menurutnya, konteks pernyataan Jokowi justru mempertegas bahwa dirinya akan fokus bekerja.

"Ya beliau itu kan memang ya, Pak Presiden menyampaikan bahwa pemerintah beliau itu kan (efektif) tinggal setahunlah karena September tahun depan sudah masuk pilpres," kata Teten. (dtc/mag)

BACA JUGA: