JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kunjungan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ke Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan belum transparannya Kepolisian dalam menangani kasus kekerasan yang terjadi di daerah tersebut. Akibatnya, banyak laporan pengaduan masyarakat ke Kompolnas terkait pengungkapan kasus termasuk kekerasan yang terjadi di Sleman.

Komisioner Kompolnas M Nasser mengatakan setidaknya terdapat 25 kasus kekerasan yang sedang ditangani Polda DIY dalam dua tahun terakhir. Namun hingga saat ini kasus-kasus tersebut tak jelas penyelesaiannya sehingga masyarakat menilai Kepolisian tak becus bekerja. Tak heran jika masyarakat mempertanyakan profesionalitas Kepolisian.

Nasser menambahkan setelah melakukan pengecekan ke Kapolda DIY terkait sejumlah kasus kekerasan tersebut ternyata sebagian telah ditangani. Hanya saja Polisi tidak mempublikasikannya hasilnya.

"Itu yang kami sayangkan, polisi tidak mempublikasikan apa yang telah mereka lakukan ke publik," kata Nasser kepada Gresnews.com, Rabu (25/6).

Karena itu, Kompolnas mendorong Kapolda DIY untuk menyampaikan sejelas-jelasnya penanganan perkara kekerasan kepada masyarakat. Sebab, transparansi informasi oleh Kepolisian penting untuk mencapai akuntabilitas kenerja Kepolisian itu sendiri.

Salah satu kasus yang dipertanyakan penanganannya adalah kasus kekerasan yang terjadi di Sleman awal Juni lalu. Menurut Nasser, penelusuran Kompolnas menemukan bahwa penanganan kasus tersebut tidak temukan adanya kejanggalan. Hanya saja, polisi tidak menyampaikan perkembangannya penanganan kasus tersebut.

Misalnya, saat ini satu tersangkan bernama Kholik dari tiga tersangka kasus penyerangan rumah Julius Felicianus telah ditahan. Sementara dua tersangka lain masih dilakukan pengejaran yang saat ini telah diketahui keberadaannya.

Belum transparan dan terkesan lambannya kerja Kepolisian disayangkan pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar. Bambang mempertanyakan profesionalitas kepolisian mengungkap kasus kekerasan tersebut yang tidak transparan. Polisi, kata Bambang, sejatinya transparan dan terbuka dalam menangani kasus ini. Namun yang terjadi polisi terkesan polisi menutup-nutupinya.

Karena itu tak heran jika banyak yang menduga ada apa-apa dengan kepolisian menyelesaikan kasus ini. Seperti dalam kasus kekerasan Sleman, DIY, polisi sejatinya mengambil tindakan cepat mengungkap kasus untuk menentukan siapa yang salah dan benar.

Sebab dilihat dari bukti dan saksi sudah cukup. Namun penyelesaiannya seperti tak ada kemajuan. "Jadi polisi itu harus fair dan harus bersikap netral," tandas Bambang. 

BACA JUGA: