JAKARTA - Aktivis HRWG (Human Rights Working Group), Choirul Anam, mengatakan kebijakan larangan perempuan mengangkang di sepeda motor mencoreng tradisi Aceh yang gemilang.

Dia menilai, Aceh adalah kawasan yang terbilang maju sejak dahulu. "Bahkan ada raja perempuan dan panglima perang perempuan," katanya saat dihubungi Gresnews.com.

Pun demikian jika alasan kebijakan itu adalah tradisi Agama Islam, katanya, sebab tradisi islam juga mencatat perempuan-perempuan yang ikut berperang.

"Bagimana perempuan-perempuan yang ikut perang dalam tradisi Islam, menunggang kuda. Lalu sekarang tiba-tiba ada kebijakan nggak boleh mengangkang, ini jelas mengada-ada," tegasnya.  

Seperti diberitakan sebelumnya, Surat Edaran Walikota dan Rencana Pembuatan Qanun (Perda) Kota Lhokseumawe mengenai Pelarangan Perempuan Mengangkang di Sepeda Motor memunculkan pro kontra. Surat yang ditandatangani Walikota Lhokseumawe Rabu (2/1) itu rencananya akan Qanun Kota Lhokseumawe.

BACA JUGA: