JAKARTA, GRESNEWS.COM - Labora Sitorus kembali membuat ulah dengan mengelabui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Ditjen PAS Kemenkum HAM) saat akan dieksekusi. Mantan anggota Polri dan terpidana kasus penyelundupan bahan bakar minyak ini melarikan diri ketika para aparat berencana mengeksekusi paksa ke penjara.

Keteledoran aparat keamanan ini dikritik anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI. Anggota Komisi III Desmond Mahesa menganggap para aparat penegak hukum tidak serius menangkap Labora Sitorus. Sebab Labora bukan kali ini saja pernah melarikan diri, namun kejadian ini kembali terulang.

Apalagi, pihak Kepolisian terkesan lepas tangan dan menyerahkan masalah ini sepenuhnya kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Kapolri Jenderal Badrodin Haiti beralasan, bahwa perkara Labora sudah inkracht sehingga bukan lagi menjadi tanggung jawab dan urusan instansinya.

"Ini negara sudah tidak ada kepastian hukum. Harusnya urusan menangkap itu kan polisi, tapi mau enggak polisi nangkap polisi? Kenapa Kapolri bilang begitu karena nyari aman aja. Indonesia sudah tidak ada hukum yang bisa dipercaya," kata Desmond kepada gresnews.com, Sabtu (5/3) malam.

Saat ditanya apakah Komisi III akan melakukan memanggil terhadap Menkumham Yasonna Laoly dan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, terkait kasus ini.  Desmond mengaku tak menutup kemungkinan langkah tersebut. Meskipun diakui Desmon,  hal itu tidak akan menyelesaikan masalah yang terjadi.

"Ya kalau dipanggil bisa aja. Kalau dewan tidak puas paling dua-tiga kali dipanggil, gitu aja," tutur Desmond.

Desmond juga mengungkapkan sebenarnya DPR bisa "menghukum" para penegak hukum dan juga Kemenkumham atas kinerja mereka yang tidak memuaskan. Salah satu caranya yaitu dengan menurunkan anggaran para instansi tersebut.

Hanya saja ia tak yakin para anggota dewan lain menyetujuinya. Padahal, menurut dia, cara itu dianggap cara paling tepat untuk melecut kerja para instansi penegak hukum. Apalagi, DPR memang punya kewenangan dalam pembahasan anggaran.

"Kalau DPR juga serius, anggaran saja diturunkan, tidak cuma Kepolisian, Kemenkumham. Kejaksaan juga begitu, KPK juga begitu. Kalau pembangunan untuk fisik, potong aja, yang penting-penting aja dulu seperti bayar gaji yang disetujui," jelas politisi Gerindra ini.


KRONOLOGI KABURNYA LABORA - Dirjen Pemasyarakatan I Wayan Dusak menceritakan kronologi peristiwa kaburnya Labora dari tindakan eksekusi Kemenkumham. Awalnya, tim dari Dirjen Pas melakukan pengintaian atas kaburnya Labora dari rumah sakit. Ia memang ketika itu beralasan sakit sehingga bisa keluar dari tahanan.

Namun ternyata hal itu dimanfaatkan Labora untuk melarikan diri. "Setelah itu saya dapat laporan kalau Labora berada di rumahnya," kata Wayan, kepada gresnews.com, Jumat (4/3) malam.

Kemudian, dilakukan pengintaian selama dua minggu di rumah tersebut. Sebelumnya kata Wayan, pihaknya berupaya melakukan negosiasi agar Labora menyerah dan keluar dari rumahnya untuk dibawa oleh tim Ditjen PAS.

"Ketua timnya orang Medan, karena sama-sama orang Medan, kita harap bisa dinegosiasikan," terang Wayan.

Alasan dilakukan negosiasi karena Labora dilindungi oleh sejumlah orang di rumahnya. Negoisasi dilakukan untuk menghindari bentrokan antara tim yang dikirim dengan para pendukung Labora Sitorus. Tetapi negosiasi itu gagal.

Setelah negosiasi batal, tim pun kembali merencanakan untuk mengeksekusi Labora. Tetapi, eksekusi kembali gagal dilakukan karena Labora telah melarikan diri dari rumahnya. Wayan juga tak menampik operasi penangkapan itu gagal diduga karena operasi tersebut telah bocor sebelumnya.

"Ya kemungkinan bocor, tapi kita tidak tahu siapa yang membocorkan, akan kita selidiki nanti," imbuh Wayan.

Selain itu, kemungkinan lainnya adalah Labora memang diselundupkan oleh para pendukungnya. Apalagi, di belakang rumah Labora ditemukan tiga buah dermaga pelabuhan. Ini seperti milik pribadi Labora.

"Mungkin saja, karena kan itu area luas. Di belakang rumahnya kalo gak salah ada tiga dermaga, tambah Wayan.

Ia menambahkan tim gabungan masih melakukan pencarian hingga saat ini. Bahkan, kali ini Labora sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Jika nanti tertangkap, Labora akan ditempatkan di sel khusus Narkoba di Gunung Sindur, Bogor. Sel ini dikenal dengan penjagaannya yang cukup ketat. Labora akan bergabung dengan Gayus Tambunan, pegawai Ditjen Pajak yang terlibat korupsi, dengan catatan, Labora bisa ditangkap. 

BACA JUGA: