Jakarta - Rasio Pembiayaan terhadap Pendanaan (Financing to Deposit Ratio/FDR) bank syariah selama satu dekade terakhir tercatat mencapai 101 persen. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) harus memperkuat fungsi intermediasi perbankan syariah di Indonesia  dibandingkan bank konvensional.

"Fungsi intermediasinya berjalan dengan baik. Di mana rasio pembiayaan atau FDR dalam satu dekade mencapai 101 persen dan sampai April 2011 mencapai 95 persen," ungkap Gubernur BI, Darmin Nasution dalam sambutannya di acara ´Joint High Level Conference on Islamic Finance´ BI-Bank Negara Malaysia di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin (18/7).

Dalam kesempatan itu, Darmin menyatakan bahwa industri perbankan Indonesia sekarang ini mempunyai arah dan prospek perbankan syariah yang besar.

"Pertumbuhan tahunan industri perbankan syariah mencapai 38 persen dalam 5 tahun terakhir. Di tahun kemarin pertumbuhan industri saja mencapai angka 47 persen. Hal ini menunjukkan perbankan syariah Indonesia pertumbuhannya cukup tinggi dibandingkan industri perbankan syariah dunia yang tumbuh 10-20 persen," kata Mantan Dirjen Pajak itu.

Di depan para pejabat Malaysia, Darmin juga menyampaikan bank syariah di Indonesia saat ini sudah berkembang dan tumbuh dari hanya satu bank di 1991 menjadi 11 bank syariah serta 23 Unit-Usaha Syariah (UUS) dan 151 Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

"Industri perbankan syariah Indonesia sepenuhnya didukung masyarakat sendiri, ulama, pemerintah dan pihak lain. Oleh karena itu perlu dikembangkan lebih jauh mengingat industri syariah yang kebal krisis dan masyarakat muslim di Indonesia yang cukup besar," papar Darmin.

(feb)

BACA JUGA: