Jakarta - Pintu gerbang gedung DPR/MPR yang biasanya sunyi senyap di hari libur, mendadak diramaikan suara riuh belasan orang bermain bola. Tak ubahnya gaya klub ternama di Eropa. Bedanya, mereka mengenakan topeng berwajah Presiden SBY berikut menterinya melawan ´klub bertopeng´ lain dengan wajah politisi Senayan.

Itulah gaya unjuk rasa sekitar 20-an mahasiswa dari Forum Komunikasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang biasa disingkat FKMU.

Mereka mengekspresikan penolakan kenaikan BBM dalam aksi teatrikal melalui permainan bola. Dalam aksi teatrikalnya, para mahasiswa ini menilai pembahasan RAPBNP 2012 terkait kenaikan BBM bak sebuah bola yang ´dipermainkan´ pemerintah dan DPR.

"Simbolisasi bagaimana hari ini BBM yang menjadi tumpuan masyarakat luas di seluruh Indonesia itu dipermainkan oleh kalangan eksekutif dan legislatif," kata juru bicara aksi, dari FKMU, Den Danoeri, di depan Gedung DPR, Jakarta, Minggu (25/3).

Diawali jogging
Aksi yang dimulai sejak pukul 07.30 WIB dilakukan dengan menyampaikan orasi politik dan teratrikal berupa permainan sepak bola. Lakonnya pemerintah melawan DPR. Para mahasiswa ini menggunakan topeng tokoh pemerintahan, seperti SBY dan jajaran menterinya versus beberapa anggota DPR.

"Bagaimana hari ini pemerintah kita ketika menggodok kenaikan BBM mereka sudah sepakat. Berkah secara politis siapa yang mendapatkan. Menurut kami, elit di DPR saja dan Barisan Setgab yang untung. Tidak ada satupun keuntungan yang diberikan untuk rakyat kecil," papar Den.

Para mahasiswa ini terlihat menggunakan pakaian training olahraga untuk jogging. Den mengaku, sebelum aksi ini, pihaknya memang sempat jogging dulu di seputaran Senayan.

"Aksi ini memang aksi santai dan damai. Hitung-hitung persiapan aksi yang lebih besar pada tanggal 27,28 dan 29 Maret nanti," ujar Den.

Sekitar pukul 08.10 WIB, aksi unjuk rasa yang dilakukan FKMU bubar. Atribut aksi berupa spanduk bertuliskan BPL (BBM Premium League) dan Aksi Lebay (Liga Edan BBM Naik Pemerintah Kaemsupay) yang digantung di pagar depan Gedung DPR pun dibereskan oleh mereka.

"Tuntutan kami jelas batalkan pembahasan RAPBNP 2012 yang melegitimasi kenaikan BBM. Nasionalisasikan aset-aset nasional untuk kemerdekaan rakyat 100 persen," ungkap Den.

BACA JUGA: