GRESNEWS.COM - Indonesia Corruption Watch (ICW) mengendus kejanggalan anggaran pelaksanaan kurikulum pendidikan 2013 yang besarnya Rp2,49 triliun. Jumlah yang tidak sedikit.

Siti Juliantari Rahman dari Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW, Minggu (7/4), di Jakarta, mengatakan angka itu membengkak dari anggaran awal untuk mata belanja dalam APBN 2013 senilai Rp684 miliar. Kata Tari, "Wajar kalau publik curiga."

Dia mendorong KPK untuk turut mengawasi anggaran Kurikulum 2013, mengingat kemendikbud sebagai pelaksana anggaran termasuk tiga besar kementerian terkorup. "Secara singkat, kurikulum 2013 adalah malregulasi produk rezim neolib," pungkasnya.

Wajarlah kecurigaan anggaran itu mengemuka. Sebab, kali ini menurut Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti, kurikulum 2013 tidak didahului dengan kajian yang mendalam terhadap kurikulum sebelumnya. "Selain itu, guru hanya dijadikan operator atau  robot, karena ketidaksiapan guru dalam mengimplementasikannya," ujarnya.

Lebih ngeri lagi, lanjut Retno, kurikulum 2013 juga akan mem-PHK ratusan ribu guru karena menghapus mata pelajaran yang diajarkannya.

"Bahasa Inggris di jenjang SD,yang semula masuk muatan lokal dihapus, akibatnya para guru mata pelajaran bahasa Inggris di SD yang sebagian besar belum PNS harus mengalami PHK," ungkapnya.

Begitu pula dengan mata pelajaran TIK, IPA, IPS dan mata pelajaran bahasa asing lainnya di tingkat SMP, SMA dan SMK dihapus.

"Kuruikulum 2013 tidak menjawab persoalan bangsa terkait ancaman disintegrasi bangsa, berbagai kekerasan, korupsi," katanya.

Dia menambahkan begitu pula dengan konsep empat pilar yang dimasukkan di dalam kurikulum 2013.

"Tidak sistematis, tidak komprehensif dan cenderung main tabrak. PKN dalam kurikulum 2013 makin sulit dievaluasi dan tidak jelas tujuan yang ingin dicapai disetiap jenjang," urai Retno.

Kurikulum 2013 membelenggu dan menjadi mesin pembunuh daya kritis siswa dan guru.

BACA JUGA: